Mejeng tanpa Jilbab, Wanita Muda Saudi Diancam Sekaligus Dipuji
A
A
A
RIYADH - Seorang wanita muda di Arab Saudi memicu kontroversi setelah mejeng di tempat umum di Ibu Kota Riyadh tanpa mengenakan jilbab. Wanita itu menerima banyak ancaman pembunuhan, tapi dia juga menerima banyak pujian karena dianggap pemberani.
Wanita muda itu diketahui bernama Malak Al Shehri. Fotonya saat mejeng tanpa jilbab khas Saudi yang dikenal dengan nama abaya, dia unggah di akun Twitter-nya.
Sejumlah warga Saudi pendukung aturan ketat kerajaan mencemooh Malak. Mereka menyerukan agar Malak “dilemparkan ke anjing” dan tidak sedikit yang menyerukan agar Malak dieksekusi pancung karena berani menentang aturan ketat di Kerajaan Arab Saudi.
Foto-foto Malak tanpa jilbab ramai dibagikan di Twitter. Dia mejeng dengan mantel hitam, gaun warna cerah di atas betis dan bersepatu cokelat. Malak juga mengenakan kacamata hitam dengan rambut terurai. Sekilas, kaki kanan Malak juga terdapat tato.
”Bunuh dia dan lemparkan mayatnya ke anjing,” tulis pengguna Twitter @dontcarebut, yang menyerukan agar Malak dieksekusi pancung. Para pengguna Twitter lainnya, menginginkan darah Malak.
”Seorang wanita Saudi keluar kemarin tanpa abaya atau jilbab di Riyadh, Arab Saudi, dan banyak orang Saudi sekarang menuntut eksekusi terhadap dirinya,” tulis mahasiswi 21 tahun asal Dammam, Sara Ahmed yang ikut membagikan foto Malak di Twitter.
Meski demikian, tidak sedikit orang memuji dan memberikan dukungan untuk Malak. Para pendukung wanita muda ini menyuarakan dukungan dengan meramaikan hastag #StandWithMalak.
Sara mengatakan Malak yang menerima banyak ancaman pembunuhan telah dipaksa untuk menutup akun Twitter-nya.
”Begitu banyak orang kembali men-tweet hal itu, jadi dia mendapat ancaman,” ujar Sara kepada International Business Times. ”Dia menghapus tweet, tapi mereka tidak berhenti, jadi dia menutup akun-nya,” imbuh Sara, yang dikutip Sabtu (3/12/2016).
Pengguna Twitter, Feroze Mithiborwala, menulis, ”Berdirilah dalam solidaritas dengan Malak Al Shehri!! Pengenaan hijab-burqa-niqab-abaya harus berakhir!”. Dia melanjutkan, ”Seharusnya tidak ada paksaan dalam agama!"
Pengguna Twitter lainnya, Farah, menulis, ”Sudah waktunya untuk memprotes ‘penjara abaya’ terhadap perempuan”.
Wanita muda itu diketahui bernama Malak Al Shehri. Fotonya saat mejeng tanpa jilbab khas Saudi yang dikenal dengan nama abaya, dia unggah di akun Twitter-nya.
Sejumlah warga Saudi pendukung aturan ketat kerajaan mencemooh Malak. Mereka menyerukan agar Malak “dilemparkan ke anjing” dan tidak sedikit yang menyerukan agar Malak dieksekusi pancung karena berani menentang aturan ketat di Kerajaan Arab Saudi.
Foto-foto Malak tanpa jilbab ramai dibagikan di Twitter. Dia mejeng dengan mantel hitam, gaun warna cerah di atas betis dan bersepatu cokelat. Malak juga mengenakan kacamata hitam dengan rambut terurai. Sekilas, kaki kanan Malak juga terdapat tato.
”Bunuh dia dan lemparkan mayatnya ke anjing,” tulis pengguna Twitter @dontcarebut, yang menyerukan agar Malak dieksekusi pancung. Para pengguna Twitter lainnya, menginginkan darah Malak.
”Seorang wanita Saudi keluar kemarin tanpa abaya atau jilbab di Riyadh, Arab Saudi, dan banyak orang Saudi sekarang menuntut eksekusi terhadap dirinya,” tulis mahasiswi 21 tahun asal Dammam, Sara Ahmed yang ikut membagikan foto Malak di Twitter.
Meski demikian, tidak sedikit orang memuji dan memberikan dukungan untuk Malak. Para pendukung wanita muda ini menyuarakan dukungan dengan meramaikan hastag #StandWithMalak.
Sara mengatakan Malak yang menerima banyak ancaman pembunuhan telah dipaksa untuk menutup akun Twitter-nya.
”Begitu banyak orang kembali men-tweet hal itu, jadi dia mendapat ancaman,” ujar Sara kepada International Business Times. ”Dia menghapus tweet, tapi mereka tidak berhenti, jadi dia menutup akun-nya,” imbuh Sara, yang dikutip Sabtu (3/12/2016).
Pengguna Twitter, Feroze Mithiborwala, menulis, ”Berdirilah dalam solidaritas dengan Malak Al Shehri!! Pengenaan hijab-burqa-niqab-abaya harus berakhir!”. Dia melanjutkan, ”Seharusnya tidak ada paksaan dalam agama!"
Pengguna Twitter lainnya, Farah, menulis, ”Sudah waktunya untuk memprotes ‘penjara abaya’ terhadap perempuan”.
(mas)