Kepolisian Filipina Benarkan Penemuan Bom Dekat Kedubes AS
Kepolisian Filipina Benarkan Penemuan Bom Dekat Kedubes AS
A
A
A
MANILA - Kepolisian Filipina angkat bicara mengenai kabar penemuan bom di dekat Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Manila. Polisi Filipina membenarkan adanya sebuah bom rakitan di dekat Kedubes AS.
Kepala polisi Filipina, Ronald dela Rosa mengatakan, komponen bom rakitan yang ditemukan kemungkinan besar ditempatkan oleh Maute, sebuah kelompok pemberontak yang telah menyatakan setia kepada ISIS.
Dela Rosa menyebut, penempatan bom ini diduga adalah cara Maute untuk memecah konsentrasi militer dan polisi Filipina. Maute dan otoritas keamanan Filipina sudah tiga hari beperang dengan Maute, dimana otoritas keamanan Filipina berhasil menyudutkan kelompok itu.
"Kita bisa berteori mereka bisa menggunakan ini sebagai pengalih perhatian," kata dela Rosa dalam konferensi pers di Manila, seperti dilansir Reuters pada Senin (27/11).
Dela Rosa menambahkan, sebuah mortir 81 mm digunakan sebagai bahan peledak dan itu merupakan ciri khas dari kelompok tersebut. Komponen yang sama digunakan dalam serangan bom pada 2 September di Davao, yang menewaskan 15 orang dan melukai sekitar 70 orang lainnya.
Kedubes AS sendiri masih enggan memberi komentar mengenai penemuan bom tersebut. Bom itu ditemukan sekitar 200 meter dari kompleks Kedutaan. Sementara itu, kegiatan Kedubes AS terus berjalan seperti biasa, dengan puluhan warga Filipina mengantri di luar untuk aplikasi visa.
Kepala polisi Filipina, Ronald dela Rosa mengatakan, komponen bom rakitan yang ditemukan kemungkinan besar ditempatkan oleh Maute, sebuah kelompok pemberontak yang telah menyatakan setia kepada ISIS.
Dela Rosa menyebut, penempatan bom ini diduga adalah cara Maute untuk memecah konsentrasi militer dan polisi Filipina. Maute dan otoritas keamanan Filipina sudah tiga hari beperang dengan Maute, dimana otoritas keamanan Filipina berhasil menyudutkan kelompok itu.
"Kita bisa berteori mereka bisa menggunakan ini sebagai pengalih perhatian," kata dela Rosa dalam konferensi pers di Manila, seperti dilansir Reuters pada Senin (27/11).
Dela Rosa menambahkan, sebuah mortir 81 mm digunakan sebagai bahan peledak dan itu merupakan ciri khas dari kelompok tersebut. Komponen yang sama digunakan dalam serangan bom pada 2 September di Davao, yang menewaskan 15 orang dan melukai sekitar 70 orang lainnya.
Kedubes AS sendiri masih enggan memberi komentar mengenai penemuan bom tersebut. Bom itu ditemukan sekitar 200 meter dari kompleks Kedutaan. Sementara itu, kegiatan Kedubes AS terus berjalan seperti biasa, dengan puluhan warga Filipina mengantri di luar untuk aplikasi visa.
(esn)
Explore More