Rusia Aktifkan Sistem Rudal di Crimea
A
A
A
MOSKOW - Sebuah sumber di lembaga penegak hukum Crimea mengatakan Rusia telah memulihkan kesiapan tempur dua sistem rudal berbasis silo Utes di pesisir wilayah itu. Keberhasilan pengaktifan sistem rudal ini ditandai dengan peluncuran rudal jelajah P-35.
"Pengaktifan kembali sistem rudal berbasis silo Utes di pesisir telah disetujui, dilakukan di Crimea. Untuk mengkonfirmasi kesiapan operasional sistem, peluncuran rudal jelajah P-35 dilakukan dan mereka berhasil," kata sumber tersebut seperti dikutip dari Sputniknews, Sabtu (19/11/2016).
Menurut sumber itu, saat ini ada dua sistem rudal semacam itu pemberian dari armada Laut Hitam Rusia. Ia mengungkapkan, masing-masing memiliki dua kontainer peluncur rudal.
Sistem rudal Utes dengan rudal jelajah P-35 (NATO menyebutnya dengan nama SS-N-3a Shaddock) mampu menghantam target pada jarak 300 kilometer. Rudal P-35 dilengkapi dengan 560 kilo hulu ledak tinggi dan kecepatan penerbangan rudal melebihi 2.000 kilometer per jam.
Crimea sebelumnya bagian dari wilayah Ukraina. Namun, sejak krisis Ukraina pecah, rakyat Crimea menggelar referendum memisahkan diri dari Ukraina. Setelah pisah, Crimea bergabung dengan Rusia.
Namun, bergabungnya Crimea ke Rusia tidak pernah diterima oleh Ukraina dan negara-negara Barat. Ukraina bertekad merebut kembali Crimea dari Rusia.
"Pengaktifan kembali sistem rudal berbasis silo Utes di pesisir telah disetujui, dilakukan di Crimea. Untuk mengkonfirmasi kesiapan operasional sistem, peluncuran rudal jelajah P-35 dilakukan dan mereka berhasil," kata sumber tersebut seperti dikutip dari Sputniknews, Sabtu (19/11/2016).
Menurut sumber itu, saat ini ada dua sistem rudal semacam itu pemberian dari armada Laut Hitam Rusia. Ia mengungkapkan, masing-masing memiliki dua kontainer peluncur rudal.
Sistem rudal Utes dengan rudal jelajah P-35 (NATO menyebutnya dengan nama SS-N-3a Shaddock) mampu menghantam target pada jarak 300 kilometer. Rudal P-35 dilengkapi dengan 560 kilo hulu ledak tinggi dan kecepatan penerbangan rudal melebihi 2.000 kilometer per jam.
Crimea sebelumnya bagian dari wilayah Ukraina. Namun, sejak krisis Ukraina pecah, rakyat Crimea menggelar referendum memisahkan diri dari Ukraina. Setelah pisah, Crimea bergabung dengan Rusia.
Namun, bergabungnya Crimea ke Rusia tidak pernah diterima oleh Ukraina dan negara-negara Barat. Ukraina bertekad merebut kembali Crimea dari Rusia.
(ian)