Politisi Ortodoks Yahudi Israel Tolak RUU Soal Adzan

Kamis, 17 November 2016 - 18:24 WIB
Politisi Ortodoks Yahudi...
Politisi Ortodoks Yahudi Israel Tolak RUU Soal Adzan
A A A
YERUSALEM - Yaakov Litzman, seorang politisi dari kelompok ortodox Yahudi di Israel menyatakan menolak rancangan undang-udang (RUU) mengenai pengaturan adzan di wilayah Israel dan wilayah pendudukan Israel. RUU akan berisi batasan penggunaan sistem panggilan publik untuk melakukan adzan.
Penolakan itu disampaikan pria yang juga merupakan Menteri Kesehatan Israel, saat melakukan pertemuan dengan Parlemen Israel. Lizman mengatakan, jika RUU ini disahkan, maka hal itu juga bisa mempengaruhi warga Yahudi di Israel.
Lizman menuturkan, sama halnya dengan umat Muslim, umat Yahudi juga menggunakan pengeras suara untuk mengumumkan jadwal berdoa atau pengumunan mengenai jatuhnya hari raya umat Yahudi.
"Selama ribuan tahun, secara tradisi Yahudi telah menggunakan berbagai alat, termasuk shofars (tanduk domba jantan) dan terompet saat perayaan liburan Yahudi," kata menteri dalam pernyataannya, seperti dilansir Al Arabiya pada Kamis (17/11).
"Karena teknologi terus berkembang, pengeras suara telah digunakan untuk mengumumkan awal hari Sabat, pada tingkat volume yang diizinkan, dan sesuai dengan setiap hukum. RUU merupakan suatu gangguan terhadap praktek agama dan status quo antara otoritas agama dan negara," sambungnya.
RUU ini, menurut laporan media Israel muncul dikarenakan banyaknya aduan dari warga Israel, baik di dalam negara ataupun di wilayah pendudukan mengenai keras dan seringnya suara adzan terdengar. Para warga Israel menggambarkannya sebagai sebuah hal yang menyiksa.
Sebelumnya, Institut Demokrasi Israel telah terlebih dahulu menyatakan penolakan atas pembetukan RUU tersebut. Badan think-thank itu mengatakan, RUU itu akan mencederasi kebebasan beragama di Israel, dan pembentukan RUU ini terlalu berbau politis.
"Tujuan nyata dari RUU ini adalah bukan untuk mencegah kebisingan, melainkan untuk menciptakan suara yang akan merugikan semua masyarakat dan upaya untuk membangun realitas antara Yahudi dan Arab," kata seorang pejabat Institut Demokrasi Israel, Nasreen Hadad Haj-Yahya.
(esn)
Berita Terkait
Aksi Brutal Polisi Israel...
Aksi Brutal Polisi Israel Serbu Puluhan Jemaah di Masjid Al-Aqsa
Penampakan Rudal Iran...
Penampakan Rudal Iran saat Melintas di Atas Masjid Al Aqsa
Israel Serang Kamp Al...
Israel Serang Kamp Al Maghazi di Gaza Saat Malam Natal Menewaskan 70 orang
Serangan Israel Hantam...
Serangan Israel Hantam Masjid di Kota Rafah, Gaza Selatan, 5 Tewas
Israel Menembaki Warga...
Israel Menembaki Warga Gaza di Distribusi Bantuan, 155 Terluka dan 20 Tewas
Panik Dibombardir Iran,...
Panik Dibombardir Iran, Israel Minta Dewan Keamanan PBB Rapat Darurat
Berita Terkini
Dampak Perang Dagang:...
Dampak Perang Dagang: Canton Fair Sepi, Industri Ekspor China Terguncang
22 menit yang lalu
Takut Diserang Rusia,...
Takut Diserang Rusia, Finlandia Bangun Rel Kereta Perang Senilai Rp382 Miliar
29 menit yang lalu
3 Fakta Ledakan Pelabuhan...
3 Fakta Ledakan Pelabuhan Iran yang Menggemparkan, Benarkah Ada Keterlibatan Israel?
1 jam yang lalu
Soal Rusia Inginkan...
Soal Rusia Inginkan Pangkalan Militer Indonesia, PM Australia Dituduh Memberi Respons Licik
2 jam yang lalu
3 Alasan Ukraina Selalu...
3 Alasan Ukraina Selalu Didukung Barat dalam Melawan Rusia, Salah Satunya Pertarungan Geopolitik
2 jam yang lalu
3 Kasus Penembakan Paling...
3 Kasus Penembakan Paling Berdarah di Kashmir, Terbaru Bikin India-Pakistan di Ambang Perang
3 jam yang lalu
Infografis
128.000 Warga Israel...
128.000 Warga Israel Dukung Penghentian Genosida di Gaza
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved