Milisi Irak: Kota Kuno Nimrud 100 Persen Hancur
A
A
A
BAGHDAD - Skala kerusakan yang dilakukan oleh militan Negara Islam atau ISIS terhadap kota kuno Nimrud mulai diketahui. Hal ini terungkap dua hari setelah kota itu direbut kembali oleh pasukan Irak.
Banyak puing-puing disejumlah daerah dimana patung-patung terlihat hancur dan sebagian kecil ukuran ziggurat berkurang dari ukuran yang sebenarnya.
Seorang komandan milisi pro pemerintah mengunjungi situs kota kuno tersebut untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir. "Ketika Anda datang ke sini sebelumnya, Anda bisa membayangkan kehidupan zaman dahulu. Sekarang tidak ada," kata Ali al-Bayati.
"Seratus persen telah hancur. Kehilangan Nimrud lebih menyakitkan bagiku daripada saya kehilangan rumah sendiri," katanya seperti dikutip dari laman BBC, Rabu (16/11/2016).
Sementara itu lembaga pendidikan, llmu pengetahuan dan kebudayaan PBB, UNESCO, mengatakan ISIS sangat jelas bertekad untuk menghapus semua jejak sejarah orang Irak. UNSECO pada tahun lalu menggambarkan apa yang dilakukan oleh ISIS sebagai kejahatan perang.
Kota Nimrud, sekitar 32 km sebelah selatan Mosul, didirikan lebih dari 3.300 tahun yang lalu. Kemudian, kota yang dikenal sebagai Kalhu itu menjadi ibukota kerajaan Asyur. Pada Juni 2014, ISIS berhasil menguasai Nimrud tak lama setelah mereka menyerbu Mosul.
Pada bulan Maret 2015, kementerian pariwisata Irak melaporkan bahwa ISIS telah menggunakan buldoser dan kendaraan berat lainnya untuk melakukan vandalisme terhadap situs sejarah. Sebulan kemudian, IS menerbitkan video yang menunjukkan militan menghancurkan patung-patung dan lukisan dinding dengan palu godam sebelum meledakkan banyak dari apa yang tersisa.
Banyak puing-puing disejumlah daerah dimana patung-patung terlihat hancur dan sebagian kecil ukuran ziggurat berkurang dari ukuran yang sebenarnya.
Seorang komandan milisi pro pemerintah mengunjungi situs kota kuno tersebut untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir. "Ketika Anda datang ke sini sebelumnya, Anda bisa membayangkan kehidupan zaman dahulu. Sekarang tidak ada," kata Ali al-Bayati.
"Seratus persen telah hancur. Kehilangan Nimrud lebih menyakitkan bagiku daripada saya kehilangan rumah sendiri," katanya seperti dikutip dari laman BBC, Rabu (16/11/2016).
Sementara itu lembaga pendidikan, llmu pengetahuan dan kebudayaan PBB, UNESCO, mengatakan ISIS sangat jelas bertekad untuk menghapus semua jejak sejarah orang Irak. UNSECO pada tahun lalu menggambarkan apa yang dilakukan oleh ISIS sebagai kejahatan perang.
Kota Nimrud, sekitar 32 km sebelah selatan Mosul, didirikan lebih dari 3.300 tahun yang lalu. Kemudian, kota yang dikenal sebagai Kalhu itu menjadi ibukota kerajaan Asyur. Pada Juni 2014, ISIS berhasil menguasai Nimrud tak lama setelah mereka menyerbu Mosul.
Pada bulan Maret 2015, kementerian pariwisata Irak melaporkan bahwa ISIS telah menggunakan buldoser dan kendaraan berat lainnya untuk melakukan vandalisme terhadap situs sejarah. Sebulan kemudian, IS menerbitkan video yang menunjukkan militan menghancurkan patung-patung dan lukisan dinding dengan palu godam sebelum meledakkan banyak dari apa yang tersisa.
(ian)