Presiden Assad Tunggu Janji Trump Tumpas Militan di Suriah
A
A
A
DAMASKUS - Presiden Suriah Bashar al-Assad akan menunggu janji presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan bekerjasama dengannya untuk menumpas militan di Suriah. Trump selama kampanye pernah berjanji akan mengubah kebijakan luar negeri AS soal krisis Suriah.
Presiden Assad belum sepenuhnya percaya dengan Trump, karena ada lobi-lobi kuat di Pemerintah AS. ”Bagaimana dengan kekuatan countervailing dalam administrasi (AS),” kata Assad dalam wawancaranya dengan stasiun televisi Portugal, yang pernyataannya dirilis stasiun televisi Pemerintah Suriah.
Trump selama ini telah menyerang kebijakan luar negeri Pemerintah Barack Obama, termasuk soal krisis Suriah. Dia bahkan pernah menuduh kebijakan Obama dan Hillary Clinton sebagai penyebab terciptanya ISIS.
Presiden terpilih AS yang juga miliarder New York ini pernah mempertanyakan kebijakan AS dengan sekutu Timur Tengah-nya, Arab Saudi dan Turki, yang mendukung pemberontak untuk menggulingkan Assad.
Donald Trump saat itu lebih berpihak pada Assad, Rusia dan Iran yang kompak memerangi ISIS. ”Itu sebabnya kami masih meragukan apakah dia (Trump) dapat melakukan atau memenuhi janjinya atau tidak,” kata Assad, seperti dikutip Reuters, Rabu (16/11/2016).
”Itulah sebabnya kami sangat berhati-hati dalam menilai dia, tapi katakanlah jika dia akan melawan teroris tentu kami akan menjadi sekutu, sekutu alami dengan Rusia, dengan Iran,” imbuh dia.
Presiden Assad belum sepenuhnya percaya dengan Trump, karena ada lobi-lobi kuat di Pemerintah AS. ”Bagaimana dengan kekuatan countervailing dalam administrasi (AS),” kata Assad dalam wawancaranya dengan stasiun televisi Portugal, yang pernyataannya dirilis stasiun televisi Pemerintah Suriah.
Trump selama ini telah menyerang kebijakan luar negeri Pemerintah Barack Obama, termasuk soal krisis Suriah. Dia bahkan pernah menuduh kebijakan Obama dan Hillary Clinton sebagai penyebab terciptanya ISIS.
Presiden terpilih AS yang juga miliarder New York ini pernah mempertanyakan kebijakan AS dengan sekutu Timur Tengah-nya, Arab Saudi dan Turki, yang mendukung pemberontak untuk menggulingkan Assad.
Donald Trump saat itu lebih berpihak pada Assad, Rusia dan Iran yang kompak memerangi ISIS. ”Itu sebabnya kami masih meragukan apakah dia (Trump) dapat melakukan atau memenuhi janjinya atau tidak,” kata Assad, seperti dikutip Reuters, Rabu (16/11/2016).
”Itulah sebabnya kami sangat berhati-hati dalam menilai dia, tapi katakanlah jika dia akan melawan teroris tentu kami akan menjadi sekutu, sekutu alami dengan Rusia, dengan Iran,” imbuh dia.
(mas)