Dua Tewas Akibat Gempa Selandia Baru

Senin, 14 November 2016 - 05:14 WIB
Dua Tewas Akibat Gempa Selandia Baru
Dua Tewas Akibat Gempa Selandia Baru
A A A
WELLINGTON - Dua orang dilaporkan tewas akibat gempa dahsyat yang melanda Selandia Baru. Hal tersebut diungkapkan oleh Perdana Menteri John Key.

Dalam sebuah konferensi pers bersama Menteri Pertahanan Sipil, Gerry Brownlee, Key juga mengatakan bahwa hingga saat ini petugas tanggap darurat masih berusaha untuk menjangkau daerah-daerah yang terisolir.

"Informasi terbaik yang kita miliki saat ini, kami pikir itu mungkin hanya dua (korban tewas), tapi tentu saja ada bagian terisolasi dari negara kita dimana kita tidak memiliki pengawasan yang sempurna, jadi kami tidak bisa 100 persen yakin, tapi kami tidak mengetahui adanya laporan yang tidak dilaporkan," kata Key seperti dikutip dari Xinhua, Senin (14/11/2016).

"Kami tidak memiliki indikasi apapun pada titik ini untuk percaya bahwa akan bertambah, tapi kami jelas tidak bisa mengesampingkan atas apa yang terjadi sekarang seperti memberikan penilaian yang tepat di siang hari. Masyarakat jelas akan pergi keluar dan menjangkau tetangga mereka dan teman-teman mereka dan rekan kerja mereka untuk saling berbagi kesusahan dan memastikan orang lain mendapat dukungan," imbuhnya.

Baik Key dan Brownlee mengatakan bahwa angkatan udara dan helikopter penyelamat terbang ke kota Kaikoura, yang telah terisolir karena jalan menuju ke sana terputus dan diyakini menjadi daerah terparah. Insinyur struktur juga memeriksa bangunan di ibukota, Wellington, di mana gempa itu terasa kuat.

Gempa berkekuatan 7,5 berpusat 15 kilometer timur laut dari Culverden, di sebelah timur Pulau Selatan, dan terjadi pada pukul 12:02 pada hari Senin, menurut layanan monitoring Geonet pemerintah. Gempa itu mempunyai kedalaman 15 km dan dirasakan secara luas di seluruh Selandia Baru. Hal ini diikuti oleh banyak gempa susulan, yang terbesar dari mereka berkekuatan 6,2.

Departemen Pertahanan Sipil dan Manajemen Darurat (MCDEM) mengeluarkan ancaman tsunami di sepanjang sebagian besar pantai timur negara itu setelah gempa awal dan mendesak warga untuk pindah ke tempat yang lebih tinggi.

Gelombang tsunami pertama tiba, tapi itu terlalu dini untuk mengetahui kerusakan atau korban mungkin ada, kata sebuah pernyataan dari MCDEM. "Gelombang selanjutnya seharusnya dan mungkin lebih besar atau lebih berbahaya," katanya.

Peringatan tsunami itu kemudian diturunkan ke ancaman laut dan pantai, tapi MCDEM masih mendesak masyarakat untuk menjauhi pantai, tinggal keluar dari air, dan tidak pergi jalan-jalan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7968 seconds (0.1#10.140)