Putin Larang Diplomat AS Masuk Rusia

Minggu, 13 November 2016 - 00:35 WIB
Putin Larang Diplomat...
Putin Larang Diplomat AS Masuk Rusia
A A A
MOSKOW - Rusia telah melarang seorang diplomat Amerika Serikat (AS) memasuki negara itu. Larangan ini hanya beberapa hari setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan kepada presiden AS terpilih Donald Trump bahwa ia berharap kedua negara bisa membangun kembali hubungan mereka.

Sumber-sumber di Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa mantan duta besar AS untuk Moskow di bawah presiden Barack Obama, Michael McFaul, telah dilarang memasuki Rusia. Kementerian Luar Negeri Rusia tidak secara terbuka mengkonfirmasi larangan tersebut, namun sumber di kementerian itu mengatakan bahwa McFaul telah ditambahkan ke dalam daftar sanksi pada 2014.

Sumber itu mengatakan, McFaul tidak dilarang karena dukungannya untuk Presiden Obama tetapi tetapi karena partisipasi aktif dalam kehancuran hubungan bilateral dan lobi tanpa henti mendukung kampanye untuk menekan Rusia seperti dikutip dari Express, Minggu (13/11/2016).

Sementara itu, McFaul sendiri mengetahui dirinya dilarang masuk ke Rusia saat mengajukan visa ke Rusia untuk membantu calon presiden yang kalah Hillary Clinton mempersiapkan transisi ke Gedung Putih. "Saya memiliki ratusan teman di Rusia. Saya benar-benar menyesal bahwa sanksi ini akan membuat komunikasi dengan orang lain menjadi sulit," katanya.

"Saya diberitahu bahwa saya ada dalam daftar sanksi Kremlin karena saya berafiliasi dengan Obama. Saya akan menganggap itu sebagai pujian! Sanksi AS kepada Rusia ditujukan kepada Presiden Vladimir Putin. Berdasarkan pengetahuan saya, George Kennan adalah duta besar AS terakhir untuk Uni Soviet/Rusia akan dilarang bepergian di sana," imbuh mantan Dubes AS di Moskow 2012-2014 itu.

Kremlin memiliki hubungan yang menegangkan dengan Mr McFaul ketika ia menjadi duta, salah satunya adalah melakukan kontak dengan kelompok oposisi.

Tidak diketahui apakah ini akan mempengaruhi hubungan AS-Rusia dan apakah akan mempengaruhi diplomat di bawah pemerintahan presiden terpilih Donald Trump.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8003 seconds (0.1#10.140)