Ketika Partai Demokrat Tak Lagi Memiliki Kekuasaan di AS
A
A
A
WASHINGTON - Tahun 2016 tampaknya menjadi tahun sial bagi Partai Demokrat. Pasalnya, Demokrat kalah oleh Partai Republik di semua bidang, mulai dari pemilihan Presiden, hingga pemilihan Parlemen.
Mengutip dari beberapa sumber, dalam perebutan kursi Presiden, calon dari Partai Demokrat Hillary Clinton kalah cukup telak dari calon dari Partai Republik, Donald Trump. Dari perhitungan sementara, Trump unggul 58 suara electoral dari Hillary.
Sementara itu, dalam pemilihan anggota Senat AS, Demokrat juga kalah oleh Republik. Partai berlogo keledai itu hanya mendapatkan 47 kursi, sedangkan Republik mendapatkan lebih dari 50 kursi.
Hal serupa juga terjadi pada pemilihan anggota Parlemen AS. Demokrat kalah cukup telak oleh partai yang memiliki logo gajah tersebut. Republik mendapatkan lebih dari 200 kursi, sedangkan Demokrat hanya 191 kursi.Menurut pengamat dari Universitas Notre Dame, Nathanael Gratias Sumaktoyo, setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan kekalahan Demokrat dalam pemilu kali ini. Pertama adalah kurangnya partisipasi dari pendukung Demokrat, kedua tidak solidnya dukungan pada Hillary."Banyak pendukung Demokrat tidak menggunakan hak pilihnya dan kedua dukungan basis Demokrat yang kurang solid untuk Hillary, misalnya African Americans hanya 88% sementara Obama dapat 93%," kata Nathanael melalui pesan singkat kepada Sindonews.
Mengutip dari beberapa sumber, dalam perebutan kursi Presiden, calon dari Partai Demokrat Hillary Clinton kalah cukup telak dari calon dari Partai Republik, Donald Trump. Dari perhitungan sementara, Trump unggul 58 suara electoral dari Hillary.
Sementara itu, dalam pemilihan anggota Senat AS, Demokrat juga kalah oleh Republik. Partai berlogo keledai itu hanya mendapatkan 47 kursi, sedangkan Republik mendapatkan lebih dari 50 kursi.
Hal serupa juga terjadi pada pemilihan anggota Parlemen AS. Demokrat kalah cukup telak oleh partai yang memiliki logo gajah tersebut. Republik mendapatkan lebih dari 200 kursi, sedangkan Demokrat hanya 191 kursi.Menurut pengamat dari Universitas Notre Dame, Nathanael Gratias Sumaktoyo, setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan kekalahan Demokrat dalam pemilu kali ini. Pertama adalah kurangnya partisipasi dari pendukung Demokrat, kedua tidak solidnya dukungan pada Hillary."Banyak pendukung Demokrat tidak menggunakan hak pilihnya dan kedua dukungan basis Demokrat yang kurang solid untuk Hillary, misalnya African Americans hanya 88% sementara Obama dapat 93%," kata Nathanael melalui pesan singkat kepada Sindonews.
(esn)