Presiden Bulgaria: Rusia Berusaha Membagi Eropa Tengah
A
A
A
SOFIA - Presiden Bulgaria memperingatkan bahwa Rusia sedang mencoba untuk membagi Eropa tengah dengan cara tak terduga dan berbahaya yang bisa memicu konfrontasi internasional. Rosen Plevneliev mengatakan bahwa aliansi Eropa barat sangat dibutuhkan untuk membuat barisan yang kuat guna menghadapi Kremlin.
"Permainan di Eropa saat ini tidak memiliki skala penuh dan menembak langsung musuh Anda, tetapi permainan yang dilakukan Putin membuat negara lain bergantung. Apa yang sedang Rusia capai pada hari ini adalah melemahkan Eropa, membagi Eropa, dan untuk membuat kita bergantung," katanya seperti dikutip dari Independent, Jumat (4/11/2016).
Ia juga percaya jika pejabat senior Kremlin mendorong hacker Fabcy Bears atau APT 28 untuk mengganggu pemilu lokal dan referendum mereka pada tahun lalu. Fabcy Bears atau APT 28 adalah hacker yang diduga menargetkan pemilu Amerika Serikat (AS), markas NATO, dan Bundestag Jerman.
"Saya menganggap itu merupakan serangan terhadap demokrasi Bulgaria. Serangan cyber tersebut yang paling berat dan intens yang telah dilakukan di Eropa tenggara," katanya.
Plevneliev, yang diselidiki oleh otoritas pajak pada 2014, juga mengatakan sangat sulit untuk berdiri ke Rusia tanpa Inggris di Uni Eropa. "Jika Brexit akan menjadi perceraian, kita harus tetap untuk sebaik mungkin dan berada dengan teman-teman terdekat," tambahnya, menyusul keputusan Pengadilan Tinggi untuk memblokir upaya Theresa May untuk memicu Brexit tanpa voting di parlemen.
Sebelumnya, Philip Hammond telah bersumpah untuk "menyerang balik" jika Inggris terkena serangan cyber sementara Vladimir Putin telah menolak tuduhan bahwa Rusia telah berusaha untuk mempengaruhi pemilu AS dan menyebutnya sebagai "histeria".
"Permainan di Eropa saat ini tidak memiliki skala penuh dan menembak langsung musuh Anda, tetapi permainan yang dilakukan Putin membuat negara lain bergantung. Apa yang sedang Rusia capai pada hari ini adalah melemahkan Eropa, membagi Eropa, dan untuk membuat kita bergantung," katanya seperti dikutip dari Independent, Jumat (4/11/2016).
Ia juga percaya jika pejabat senior Kremlin mendorong hacker Fabcy Bears atau APT 28 untuk mengganggu pemilu lokal dan referendum mereka pada tahun lalu. Fabcy Bears atau APT 28 adalah hacker yang diduga menargetkan pemilu Amerika Serikat (AS), markas NATO, dan Bundestag Jerman.
"Saya menganggap itu merupakan serangan terhadap demokrasi Bulgaria. Serangan cyber tersebut yang paling berat dan intens yang telah dilakukan di Eropa tenggara," katanya.
Plevneliev, yang diselidiki oleh otoritas pajak pada 2014, juga mengatakan sangat sulit untuk berdiri ke Rusia tanpa Inggris di Uni Eropa. "Jika Brexit akan menjadi perceraian, kita harus tetap untuk sebaik mungkin dan berada dengan teman-teman terdekat," tambahnya, menyusul keputusan Pengadilan Tinggi untuk memblokir upaya Theresa May untuk memicu Brexit tanpa voting di parlemen.
Sebelumnya, Philip Hammond telah bersumpah untuk "menyerang balik" jika Inggris terkena serangan cyber sementara Vladimir Putin telah menolak tuduhan bahwa Rusia telah berusaha untuk mempengaruhi pemilu AS dan menyebutnya sebagai "histeria".
(ian)