ISIS Terbitkan Panduan Memiliki Budak Seks dan Selir Pra-Puber
A
A
A
MOSUL - Kelompok ISIS terungkap telah menerbitkan panduan bagi militannya untuk memiliki budak seks dan pembolehan untuk memiliki selir pra-puber. Panduan dalam bentuk pamflet itu ditemukan pasukan Irak ketika melakukan operasi di wilayah Irak utara.
Panduan tertulis lengkap dengan logo kelompok ISIS itu berisi 32 pertanyaan dan jawaban tentang cara untuk memiliki budak seks bagi para jihadis. Panduan itu pula yang dijadikan acuan para militan ISIS untuk menjual tawanan perempuan sebagai budak nafsu secara online.
Pamflet berbahasa Arab itu ditemukan di antara surat-surat lain yang memiliki logo khas kelompok ISIS. ”Gadis pra-puber dapat diambil sebagai selir. Anda tidak bisa berhubungan seks penetratif tetapi Anda masih bisa menikmatinya,” bunyi salah satu poin dalam panduan itu, yang dipublikasikan Daily Star, semalam (3/11/2016).
”Militan dapat memiliki dua perempuan bersaudara sebagai selir, tetapi hanya boleh berhubungan seks dengan satu,” lanjut bunyi panduan di pamflet tersebut.
Di poin lain, ISIS menuliskan bahwa wanita non-Muslim dapat dijadikan sebagai budak seks dan para jihadis dapat memiliki beberapa wanita. Namun, mereka tidak boleh berbagi di antara militan ISIS.
Sementara itu, sebuah temuan posting penjualan anak gadis 12 tahun oleh kelompok ISIS pada aplikasi ponsel pintar terungkap dalam laporan yang diterjemahkan IFP. Gadis 12 tahun itu, dalam biografinya tercatat sebagai gadis Yazidi. Dia dilelang untuk para jihadis.
“Perawan. Cantik. Berusia 12 tahun. Harga mencapai USD12.500 dan dia akan dijual segera,” bunyi posting profil gadis itu di Telegram, seperti dikutip Daily Caller. Menurut IFP, para tawanan perempuan dijual kelompok ISIS senilai USD7.000-USD7.500.
Abu Al-Mughaira Al-Muhajir, salah satu dari sejumlah militan ISIS yang tertangkap oleh pemberontak Suriah dari kelompok Front Al-Sham di Aleppo, pernah mengungkap praktik perbudakan seksual. Menurutnya, para wanita dibeli oleh ISIS di sebuah pasar budak di Raqqa, Suriah, antara USD250 hingga USD500.
“Setiap kali mereka mengambil tawanan, mereka akan membawanya sebagai budak, dan mereka akan menempatkan mereka di pasar budak di Raqqa. Setelah itu, mereka akan menjualnya untuk dollar,” ujar Muhajir.
”ISIS akan membeli budak perempuan dan menjadikan mereka sebagai hadiah (bagi para militan). Setelah saya memberi tahu soal saudara saya yang ingin meninggalkan ISIS, saya diberi tiga gadis budak. Salah satunya dari Damaskus dan dua dari Homs,” lanjut Muhajir.
”Semua dari mereka telah dipukuli di punggungnya. Mereka mengatakan kepada saya bahwa gadis dari Damaskus adalah Yazidi dan dua gadis dari Homs adalah non-Muslim,” ujarnya. ” Tapi ternyata mereka adalah istri-istri pasukan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dari Front Islam,” imbuh dia mengacu pada kelompok pemberontak Suriah.
Panduan tertulis lengkap dengan logo kelompok ISIS itu berisi 32 pertanyaan dan jawaban tentang cara untuk memiliki budak seks bagi para jihadis. Panduan itu pula yang dijadikan acuan para militan ISIS untuk menjual tawanan perempuan sebagai budak nafsu secara online.
Pamflet berbahasa Arab itu ditemukan di antara surat-surat lain yang memiliki logo khas kelompok ISIS. ”Gadis pra-puber dapat diambil sebagai selir. Anda tidak bisa berhubungan seks penetratif tetapi Anda masih bisa menikmatinya,” bunyi salah satu poin dalam panduan itu, yang dipublikasikan Daily Star, semalam (3/11/2016).
”Militan dapat memiliki dua perempuan bersaudara sebagai selir, tetapi hanya boleh berhubungan seks dengan satu,” lanjut bunyi panduan di pamflet tersebut.
Di poin lain, ISIS menuliskan bahwa wanita non-Muslim dapat dijadikan sebagai budak seks dan para jihadis dapat memiliki beberapa wanita. Namun, mereka tidak boleh berbagi di antara militan ISIS.
Sementara itu, sebuah temuan posting penjualan anak gadis 12 tahun oleh kelompok ISIS pada aplikasi ponsel pintar terungkap dalam laporan yang diterjemahkan IFP. Gadis 12 tahun itu, dalam biografinya tercatat sebagai gadis Yazidi. Dia dilelang untuk para jihadis.
“Perawan. Cantik. Berusia 12 tahun. Harga mencapai USD12.500 dan dia akan dijual segera,” bunyi posting profil gadis itu di Telegram, seperti dikutip Daily Caller. Menurut IFP, para tawanan perempuan dijual kelompok ISIS senilai USD7.000-USD7.500.
Abu Al-Mughaira Al-Muhajir, salah satu dari sejumlah militan ISIS yang tertangkap oleh pemberontak Suriah dari kelompok Front Al-Sham di Aleppo, pernah mengungkap praktik perbudakan seksual. Menurutnya, para wanita dibeli oleh ISIS di sebuah pasar budak di Raqqa, Suriah, antara USD250 hingga USD500.
“Setiap kali mereka mengambil tawanan, mereka akan membawanya sebagai budak, dan mereka akan menempatkan mereka di pasar budak di Raqqa. Setelah itu, mereka akan menjualnya untuk dollar,” ujar Muhajir.
”ISIS akan membeli budak perempuan dan menjadikan mereka sebagai hadiah (bagi para militan). Setelah saya memberi tahu soal saudara saya yang ingin meninggalkan ISIS, saya diberi tiga gadis budak. Salah satunya dari Damaskus dan dua dari Homs,” lanjut Muhajir.
”Semua dari mereka telah dipukuli di punggungnya. Mereka mengatakan kepada saya bahwa gadis dari Damaskus adalah Yazidi dan dua gadis dari Homs adalah non-Muslim,” ujarnya. ” Tapi ternyata mereka adalah istri-istri pasukan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dari Front Islam,” imbuh dia mengacu pada kelompok pemberontak Suriah.
(mas)