Kepala FBI Dituding Melanggar Hukum

Selasa, 01 November 2016 - 21:22 WIB
Kepala FBI Dituding Melanggar Hukum
Kepala FBI Dituding Melanggar Hukum
A A A
WASHINGTON - Ketua Minoritas Senat Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Harry Reid mengecam Kepala FBI James Comey yang mengumumkan peninjauan ulang kasus kebocoran e-mail Hillary Clinton. Langkah FBI itu dilakukan hanya beberapa hari sebelum pemilihan umum (pemilu) presiden AS.

Comey menyatakan pada Jumat (28/10) bahwa penyelidikan baru FBI tentang masalah tersebut berdasarkan sejumlah hal yang sebelumnya tidak diketahui dalam e-mail itu. Reid menyatakan, langkah Comey mungkin melanggar hukum. ”Semakin cepat Anda muncul dengan sindiran terkait Hillary, Anda tergesa-gesa memublikasikannya dalam cara paling negatif,” ungkap Reid, dikutip kantor berita AFP.

”Melalui aksi-aksi partisan Anda, Anda mungkin telah melanggar hukum,” papar Reid yang menuding Comey melanggar Hatch Act yang melarang FBI memengaruhi pemilu. Dalam pernyataannya, Reid juga menyebut kepala FBI itu memiliki hubungan dekat dan berkoordinasi dengan Donald Trump, penasihat utamanya, dan Pemerintah Rusia.

”Saya tulis pada Anda beberapa bulan lalu untuk meminta informasi ini dirilis ke publik,” tegas Reid. Calon presiden (capres) AS dari Partai Demokrat Hillary Clinton meminta direktur FBI menjelaskan dengan rinci mengapa dia membuka kembali penyelidikan yang dinyatakan selesai pada Juli lalu.

Hillary pun menganggap langkah Comey ini sangat bermasalah dan terlalu dekat hari pemilu. Menurut media AS, penyelidikan itu dibuka lagi setelah para agen FBI menyita satu laptop yang digunakan pembantu dekat Hillary, Huma Abedin, dan suaminya, Anthony Weiner.

Weiner merupakan mantan anggota kongres yang mundur pada 2011 setelah dia diselidiki terkait pesan online berisi tawaran seksual terhadap gadis berusia 15 tahun. Lantaran langkah FBI tersebut, Hillary dan capres dari Partai Republik Donald Trump menekan Comey untuk memberikan penjelasan terbuka dan mengakhiri spekulasi tentang investigasi itu sebelum pemilu 8 November.

Jaringan media AS melaporkan, FBI mengeluarkan surat perintah untuk pencarian email tersebut. Awalnya FBI hanya mengeluarkan surat perintah untuk mencari laptop Weiner terkait komunikasi dengan gadis remaja tersebut.

Menurut CNN,penemuan email- e-mail itu hanya beberapa pekan lalu. Meski demikian, FBI tidak mengungkap masalah itu hingga Jumat (28/10). Washington Post melaporkan, seorang pejabat AS menyatakan total e-mail yang ditemukan dalam investigasi Weiner mencapai 650.000 meski tidak semuanya terkait investigasi terhadap Hillary.

Para petinggi Demokrat menilai kasus e-mail itu terlalu dibesar-besarkan. ”Ini sindiran panjang, pendek fakta,” ungkap Ketua Kampanye Hillary, John Podesta. Kendati Hillary masih diperkirakan menang dalam pemilu presiden mendatang, persaingan antara dua capres semakin ketat.

Sembilan hari sebelumpemilu, kemarin Hillary berkampanye di Florida. Dia datang ke pub Irlandia, Gereja Baptis Afrika- Amerika, restoran makanan, lokasi pemilu dini, dan singgah di klub malam gay. Sebagian besar kampanyenya di sana fokus untuk pemilu dini.

Dia menyatakan, sebanyak 200 juta warga AS telah mendaftar untuk memilih dan 20 juta orang telah melakukannya dalam pemilu dini. Adapun Trump berkampanye dengan singgah di Gereja Las Vegas, kemudian ke Nevada, Colorado, dan Albuquerque, New Mexico. ”Kita semua tahun tentang masalah hukum Hillary.

Bahwa dia membawa dirinya sendiri dalam serial perilaku kriminal,” kataTrumpdidepanpara pendukungnya di New Mexico. ”Hillary Clinton bukan korban, Anda rakyat Amerika adalah korban sistem korup ini di semua sisi dan ini peluang terakhir Anda untuk menyelamatkannya,” papar Trump.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3271 seconds (0.1#10.140)