NATO Cari Cara Redam Penyebaran Militer Rusia
A
A
A
BRUSSELS - Pejabat NATO mengatakan penyebaran profil tinggi militer yang dilakukan Presiden Vladimir Putin bertujuan untuk menunjukkan kekuatan Rusia di setiap konfrontasi global dengan Barat. Namun, NATO berusaha untuk tidak terpancing dengan tindakan Moskow.
Komandan Amerika Serikat (AS) untuk NATO, Curtis Scaparrotti mengatakan bahwa lebih dari 120 ribu tentara Rusia mengambil bagian dalam latihan bulan September. Puncak latihan ini adalah dengan penembakan rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir.
"Tantangan utama adalah bukanlah peristiwa individu atau penyebaran. Ini adalah gambaran keseluruhan di mana kita melihat peningkatan substansial dalam kemampuan Rusia di laut, di udara, dan di darat, latihan dengan pola yang agresif," kata Sekjen NATO Jens Stoltenberg, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (28/10/2016).
Stoltenberg menolak mengatakan secara terbuka tujuan keseluruhan tindakan Rusia. Namun Scaparrotti, yang juga seorang jenderal Angkatan Darat AS, mengatakan Rusia tengah mencari atau yang dalam istilah militer disebut 'dominasi eskalasi'.
Namun duta besar Rusia untuk NATO, Alexander Grushko mengatakan, adalah Barat sendiri yang mengancam keamanan Eropa bukan Moskow. "Aliansi ini lebih terfokus pada pengembangan dan mendalami kebijakan militer yang komprehensif dan pengamanan dari politik Rusia. Vektor ini menjadi bertambah dan bertambah lagi dalam jangka panjang," katanya.
Laksamana James Foggo, yang mengepalai armada Angkatan Laut AS di Eropa, mengatakan ia berharap Moskow bereaksi negatif ketika Washington menempatkan situs pertahanan rudal di Polandia pada akhir November. AS mengatakan fasilitas tersebut untuk menangkal serangan rudal balistik dari Iran, bukan Rusia.
Foggo mengatakan AS akan tetap mengawasi kebangkitan angkatan laut Rusia seperti pengiriman kapal induk ke Mediterania, armada enam kapal selam yang direncanakan di sebar di Laut Hitam, dan Moskow berusaha menunjukkan kehadiran Rusia lebih aktif di Laut Baltik. "Mereka menggunakan semua alat-alat yang mereka miliki ini untuk meningkatkan efek bahwa mereka tengah berada di medan perang," katanya.
Komandan Amerika Serikat (AS) untuk NATO, Curtis Scaparrotti mengatakan bahwa lebih dari 120 ribu tentara Rusia mengambil bagian dalam latihan bulan September. Puncak latihan ini adalah dengan penembakan rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir.
"Tantangan utama adalah bukanlah peristiwa individu atau penyebaran. Ini adalah gambaran keseluruhan di mana kita melihat peningkatan substansial dalam kemampuan Rusia di laut, di udara, dan di darat, latihan dengan pola yang agresif," kata Sekjen NATO Jens Stoltenberg, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (28/10/2016).
Stoltenberg menolak mengatakan secara terbuka tujuan keseluruhan tindakan Rusia. Namun Scaparrotti, yang juga seorang jenderal Angkatan Darat AS, mengatakan Rusia tengah mencari atau yang dalam istilah militer disebut 'dominasi eskalasi'.
Namun duta besar Rusia untuk NATO, Alexander Grushko mengatakan, adalah Barat sendiri yang mengancam keamanan Eropa bukan Moskow. "Aliansi ini lebih terfokus pada pengembangan dan mendalami kebijakan militer yang komprehensif dan pengamanan dari politik Rusia. Vektor ini menjadi bertambah dan bertambah lagi dalam jangka panjang," katanya.
Laksamana James Foggo, yang mengepalai armada Angkatan Laut AS di Eropa, mengatakan ia berharap Moskow bereaksi negatif ketika Washington menempatkan situs pertahanan rudal di Polandia pada akhir November. AS mengatakan fasilitas tersebut untuk menangkal serangan rudal balistik dari Iran, bukan Rusia.
Foggo mengatakan AS akan tetap mengawasi kebangkitan angkatan laut Rusia seperti pengiriman kapal induk ke Mediterania, armada enam kapal selam yang direncanakan di sebar di Laut Hitam, dan Moskow berusaha menunjukkan kehadiran Rusia lebih aktif di Laut Baltik. "Mereka menggunakan semua alat-alat yang mereka miliki ini untuk meningkatkan efek bahwa mereka tengah berada di medan perang," katanya.
(ian)