Panas Diawal, Hilarry-Trump Tidak Jabat Tangan
A
A
A
LAS VEGAS - Dua calon presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, dari Partai Republik, dan Hillary Clinton, dari Partai Demokrat, kembali bertemu dalam debat ketiga calon presiden (Capres). Panasnya perseteruan dua kandidat ini sudah terlihat diawal jalannya.
Setelah tuan rumah jurnalis Fox News Chris Wallace memperkenalkan kedua kandidat, baik Trump dan Hillary langsung berjalan ke podium tanpa berjabat tangan. Keduanya bahkan nyaris tidak mengakui satu sama lain, seperti dikutip dari laman ITV News, Kamis (20/10/2016).
Mengambil tempat di Las Vegas, ini adalah perdebatan secara head-to-head antara Trump dan Hillary terakhir sebelum pemilihan presiden AS yang akan dihelat pada tanggal 8 November mendatang.
Partai Republik berharap, Donald Trump, bisa menggunakan debat kali ini untuk membalikkan momentum. Citra Trump dalam pertarungan presiden tercoreng akibat munculnya tuduhan pelecehan seksual dari sejumlah wanita. Trump pun kembali menjadi sorotan setelah ia menyatakan pemilu telah dicurangi untuk mengalahkannya. Tudingan yang ramai-ramai dibantah baik oleh Partai Demokrat maupun Partai Republik sendiri.
Sementara bagi Hillary, debat terakhir dipandang menjadi kesempatan untuk meyakinkan masyarakat AS jika dirinya adalah suksesor terbaik Barack Obama. Hillary pun bisa menggunakan debat selama 90 menit ini untuk merebut hati para voters sebagian besar negara yang akan menjadi medan pertarungan dimana hasil akhirnya akan ditentukan lewat pemilu.
Setelah tuan rumah jurnalis Fox News Chris Wallace memperkenalkan kedua kandidat, baik Trump dan Hillary langsung berjalan ke podium tanpa berjabat tangan. Keduanya bahkan nyaris tidak mengakui satu sama lain, seperti dikutip dari laman ITV News, Kamis (20/10/2016).
Mengambil tempat di Las Vegas, ini adalah perdebatan secara head-to-head antara Trump dan Hillary terakhir sebelum pemilihan presiden AS yang akan dihelat pada tanggal 8 November mendatang.
Partai Republik berharap, Donald Trump, bisa menggunakan debat kali ini untuk membalikkan momentum. Citra Trump dalam pertarungan presiden tercoreng akibat munculnya tuduhan pelecehan seksual dari sejumlah wanita. Trump pun kembali menjadi sorotan setelah ia menyatakan pemilu telah dicurangi untuk mengalahkannya. Tudingan yang ramai-ramai dibantah baik oleh Partai Demokrat maupun Partai Republik sendiri.
Sementara bagi Hillary, debat terakhir dipandang menjadi kesempatan untuk meyakinkan masyarakat AS jika dirinya adalah suksesor terbaik Barack Obama. Hillary pun bisa menggunakan debat selama 90 menit ini untuk merebut hati para voters sebagian besar negara yang akan menjadi medan pertarungan dimana hasil akhirnya akan ditentukan lewat pemilu.
(ian)