Putuskan Temple Mount Situs Islam, UNESCO Tolak Voting Ulang
A
A
A
YERUSALEM - Dewan Eksekutif UNESCO menolak voting ulang setelah putusan yang menyatakan Temple Mount Yerusalem sebagai situs Islam dan bukan situs Yahudi telah memicu protes dari Israel dan sejumlah negara. Meksiko telah menarik dukungan resolusi dan minta dilakukan voting ulang, namun Dewan Eksekutif UNESCO tetap pada pendiriannya.
Meksiko sejatinya adalah pendukung resolusi yang disahkan UNESCO. Namun, setelah putusan resolusi itu memicu protes dari Israel dan komunitas Yahudi, Meksiko menarik dukungan.
Brasil juga mendukung langkah Meksiko. Kedua negara ini bersama Israel tidak puasa dengan hasil resolusi yang disahkan negara-negara anggota UNESCO soal status situs Temple Mount di Yerusalem. Israel mengklaim, negara-negara Barat juga menentang resolusi UNESCO tersebut.
Pejabat senior komunitas Yahudi di Meksiko mengatakan bahwa Presiden Ennrique Pena Nieto berjanji selama kunjungannya ke Israel, Meksiko tidak akan mendukung resolusi UNESCO.
Draft resolusi yang menyatakan Temple Mount sebagai situs Islam diajukan oleh Palestina bersama Mesir, Aljazair, Maroko, Libanon, Oman, Qatar dan Sudan. Resolusi yang sudah disahkan UNESCO itu menyatakan Temple Mount merupakan situs suci hanya untuk umat Islam dan gagal untuk menyebut bahwa itu juga situs suci bagi warga Yahudi.
UNESCO menggunakan nama situs Temple Mount dengan nama Islam, yakni Haram al-Sharif yang di dalamnya mencakup Masjid al-Aqsa. Temple Mount dalam istilah Yahudi selama ini dikenal sebagai Har Habayit.
Baca:
UNESCO Putuskan Temple Mount Hanya Milik Muslim, Israel Marah
Kementerian Luar Negeri Meksiko, seperti dikutip Haaretz, Rabu (19/10/2016) menyatakan bahwa Pemerintah Meksiko mengakui hubungan tak terbantahkan dari orang-orang Yahudi atas warisan budaya di Yerusalem Timur tersebut. Sebagai dukungan bagi warga Yahudi, kementerian itu mengpresiasi komunitas Yahudi Meksiko atas kontribusinya terhadap pembangunan negara Meksiko.
Meksiko mengumumkan bahwa mereka akan membuka penyelidikan internal untuk mengkaji bagaimana wakilnya di UNESCO bisa mendukung resolusi tersebut.
Duta Besar Israel untuk UNESCO, Carmel Shama-HaCohen, mengatakan bahwa Israel tidak akan menyerah pada upaya untuk melawan keputusan UNESCO.
”Saya terus-menerus kontak dengan Duta Besar Meksiko, kata-katanya menyentuh hati saya, dan dalam percakapan terakhir kami, dia memberitahu saya bahwa pemecatannya tak terelakkan,” kata Shama-HaCohen. ”Tapi setidaknya kita berhasil mengubah posisi Meksiko dengan pasti untuk masa depan,” katanya lagi.
Shama-HaCohen menambahkan bahwa pemecatan Duta Meksiko bukan berita bagus bagi Israel. ”Dia adalah teman sejati Israel, namun perubahan dalam pola voting Meksiko di Israel merupakan prestasi diplomatik penting dan merupakan kelanjutan dari tren erosi dukungan untuk Palestina di UNESCO,” ujarnya.
Meksiko sejatinya adalah pendukung resolusi yang disahkan UNESCO. Namun, setelah putusan resolusi itu memicu protes dari Israel dan komunitas Yahudi, Meksiko menarik dukungan.
Brasil juga mendukung langkah Meksiko. Kedua negara ini bersama Israel tidak puasa dengan hasil resolusi yang disahkan negara-negara anggota UNESCO soal status situs Temple Mount di Yerusalem. Israel mengklaim, negara-negara Barat juga menentang resolusi UNESCO tersebut.
Pejabat senior komunitas Yahudi di Meksiko mengatakan bahwa Presiden Ennrique Pena Nieto berjanji selama kunjungannya ke Israel, Meksiko tidak akan mendukung resolusi UNESCO.
Draft resolusi yang menyatakan Temple Mount sebagai situs Islam diajukan oleh Palestina bersama Mesir, Aljazair, Maroko, Libanon, Oman, Qatar dan Sudan. Resolusi yang sudah disahkan UNESCO itu menyatakan Temple Mount merupakan situs suci hanya untuk umat Islam dan gagal untuk menyebut bahwa itu juga situs suci bagi warga Yahudi.
UNESCO menggunakan nama situs Temple Mount dengan nama Islam, yakni Haram al-Sharif yang di dalamnya mencakup Masjid al-Aqsa. Temple Mount dalam istilah Yahudi selama ini dikenal sebagai Har Habayit.
Baca:
UNESCO Putuskan Temple Mount Hanya Milik Muslim, Israel Marah
Kementerian Luar Negeri Meksiko, seperti dikutip Haaretz, Rabu (19/10/2016) menyatakan bahwa Pemerintah Meksiko mengakui hubungan tak terbantahkan dari orang-orang Yahudi atas warisan budaya di Yerusalem Timur tersebut. Sebagai dukungan bagi warga Yahudi, kementerian itu mengpresiasi komunitas Yahudi Meksiko atas kontribusinya terhadap pembangunan negara Meksiko.
Meksiko mengumumkan bahwa mereka akan membuka penyelidikan internal untuk mengkaji bagaimana wakilnya di UNESCO bisa mendukung resolusi tersebut.
Duta Besar Israel untuk UNESCO, Carmel Shama-HaCohen, mengatakan bahwa Israel tidak akan menyerah pada upaya untuk melawan keputusan UNESCO.
”Saya terus-menerus kontak dengan Duta Besar Meksiko, kata-katanya menyentuh hati saya, dan dalam percakapan terakhir kami, dia memberitahu saya bahwa pemecatannya tak terelakkan,” kata Shama-HaCohen. ”Tapi setidaknya kita berhasil mengubah posisi Meksiko dengan pasti untuk masa depan,” katanya lagi.
Shama-HaCohen menambahkan bahwa pemecatan Duta Meksiko bukan berita bagus bagi Israel. ”Dia adalah teman sejati Israel, namun perubahan dalam pola voting Meksiko di Israel merupakan prestasi diplomatik penting dan merupakan kelanjutan dari tren erosi dukungan untuk Palestina di UNESCO,” ujarnya.
(mas)