Amerika Merasa Dipaksa Rusia Pikirkan Keamanan Nuklir

Sabtu, 15 Oktober 2016 - 12:40 WIB
Amerika Merasa Dipaksa Rusia Pikirkan Keamanan Nuklir
Amerika Merasa Dipaksa Rusia Pikirkan Keamanan Nuklir
A A A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) merasa sudah dipaksa Rusia untuk berpikir keras soal keamanan nuklir. Komentar Pemerintah Barack Obama ini disampaikan Menteri Energi AS, Ernest Moniz.

Menurutnya, tindakan Rusia sudah “merangsang” AS untuk bekerja keras memodernisasi penangkal nuklir nuklirnya.

”Saya sebutkan Rusia sebelumnya dan merangsang pemikiran pada keamanan energi. Mereka juga telah mendorong beberapa pemikiran tambahan pada masalah keamanan nuklir,” kata Moniz saat berpidato di Columbia University pada Kamis malam yang diselenggarakan oleh Center on Global Energy Policy, sebagaimana dikutip CNBC, Sabtu (15/10/2016).

Departemen Energi AS membawahi Administrasi Keamanan Nuklir Nasional yang bertugas menjaga keamanan dan integritas persenjataan nuklir negara itu.

Moniz mengatakan baha dia yakin Presiden Barack Obama memiliki visi yang tepat untuk bekerja membebaskan dunia dai senjata nuklir. Tapi, pemerintahan berikutnya akan menghadapi pilihan sulit.

”Jadi, banyak uang akan harus dihabiskan untuk modernisasi penangkal nuklir dan memikirkan kembali bagaimana (penangkal nuklir) itu digunakan,” ujar Moniz tanpa menjelaskan perubahan yang harus diambil oleh Pemerintah AS.

Moniz tidak menyinggung tindakan spesifik Rusia yang dia anggap memaksa AS berpikir keras soal keamanan nuklir. Namun, Rusia telah mengambil sejumlah langkah mengejutkan setelah bersitegang dengan AS.

Awal bulan ini, Rusia mengangguhkan perjanjian dengan AS untuk mengurangi jumlah surplus plutonium dari senjata nuklir yang dimiliki kedua negara. Rusia juga telah mengerahkan rudal nuklir Iskander-M ke Kaliningrad yang berbatasan langsung dengan dua negara NATO, Polandia dan Lithuania.

Pemerintah Presiden Vladimir Putin menyatakan, penangguhan perjanjian pengurangan plutonium diambil Rusia karena AS sudah membuat kebijakan bermusuhan terhadap Moskow. Sedangkan soal pengerahan rudal Iskander-M, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim itu bagian dari latihan rutin.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4928 seconds (0.1#10.140)