Berbicara Bahasa Arab, Mahasiswa Muslim Diturunkan dari Pesawat
A
A
A
WASHINGTON - Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR) meminta dilakukannya penyelidikan terhadap Southwest Airlines setelah menurunkan seorang mahasiswa Muslim dari pesawat. Mahasiswa muslim itu diturunkan setelah dilaporkan oleh penumpang lainnya karena mengucapkan bahasa Arab.
"Kami menulis surat untuk meminta penyelidikan federal atas nama klien kami, Mr. Khairuldeen Makhzoomi, yang telah diturunkan dari pesawat Southwest Airlines karena berbicara bahasa Arab sambil duduk di pesawat," tulis CAIR kepada Departemen Transportasi AS.
Cerita bermula saat Khairuldeen Makhzoomi, seorang mahasiswa di University of California, Berkeley, diturunkan dari pesawat setelah mengakhiri panggilan telepon dengan pamannya dengan bahasa Arab sesaat sebelum penerbangan. Diketahui, Makhzoomi kala itu mengucapkan kata Insya Allah.
Seorang penumpang yang tidak sengaja mendengar percakapan tersebut kemudian melaporkannya kepada kru pesawat. Dalam waktu dua menit, Makhzoomi dikawal dari pesawat untuk diinterogasi oleh seorang karyawan Southwest Airlines.
"Satu orang datang bersama polisi dalam waktu dua menit. Aku tidak percaya seberapa cepat mereka dan mengatakan kepada saya untuk turun dari pesawat," kata Makhzoomi seperti dikutip Sputniknews dari CNN, Jumat (7/10/2016).
Karyawan maskapai tersebut dilaporkan bertanya mengapa Makhzoomi berbicara dalam bahasa Arab mengingat "iklim politik". Setelah interogasi disimpulkan, Makhzoomi tidak diizinkan untuk naik ke pesawat dan mendapatkan penggantian uang secara penuh.
Menurut CAIR tindakan Southwest Airlines itu telah melanggar ketentuan yang menyatakan maskapai penerbangan dilangan melakukan diskriminasi terhadap penumpang berdasarkan raas, warna kulit, asal negara, agama, jenis kelamin, atau keturunan.
"Kami menulis surat untuk meminta penyelidikan federal atas nama klien kami, Mr. Khairuldeen Makhzoomi, yang telah diturunkan dari pesawat Southwest Airlines karena berbicara bahasa Arab sambil duduk di pesawat," tulis CAIR kepada Departemen Transportasi AS.
Cerita bermula saat Khairuldeen Makhzoomi, seorang mahasiswa di University of California, Berkeley, diturunkan dari pesawat setelah mengakhiri panggilan telepon dengan pamannya dengan bahasa Arab sesaat sebelum penerbangan. Diketahui, Makhzoomi kala itu mengucapkan kata Insya Allah.
Seorang penumpang yang tidak sengaja mendengar percakapan tersebut kemudian melaporkannya kepada kru pesawat. Dalam waktu dua menit, Makhzoomi dikawal dari pesawat untuk diinterogasi oleh seorang karyawan Southwest Airlines.
"Satu orang datang bersama polisi dalam waktu dua menit. Aku tidak percaya seberapa cepat mereka dan mengatakan kepada saya untuk turun dari pesawat," kata Makhzoomi seperti dikutip Sputniknews dari CNN, Jumat (7/10/2016).
Karyawan maskapai tersebut dilaporkan bertanya mengapa Makhzoomi berbicara dalam bahasa Arab mengingat "iklim politik". Setelah interogasi disimpulkan, Makhzoomi tidak diizinkan untuk naik ke pesawat dan mendapatkan penggantian uang secara penuh.
Menurut CAIR tindakan Southwest Airlines itu telah melanggar ketentuan yang menyatakan maskapai penerbangan dilangan melakukan diskriminasi terhadap penumpang berdasarkan raas, warna kulit, asal negara, agama, jenis kelamin, atau keturunan.
(ian)