Hamas: Penghinaan, Abbas Melayat Peres dan Salami PM Israel
A
A
A
YERUSALEM - Faksi Hamas Palestina marah dengan kehadiran Presiden Otoritas Palestina; Mahmoud Abbas di pemakaman bekas Presiden Israel Shimon Peres pada hari Jumat. Hamas bahkan menyebut tindakan Abbas sebagai penghinaan terhadap para martir Palestina karena bersalaman dengan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu di acara itu.
Abbas tercatat sebagai satu-satunya pemimpin Arab yang datang ke acara pemakaman Peres. Tak hanya faksi Hamas, faksi Fatah yang merupakan pendukung Abbas juga sempat mengkritik keputusan Abbas datang ke acara pemakaman Peres, meski akhirnya faksi Fatah memakluminya sebagai sikap menjunjung perdamaian.
”Partisipasi Abbas di pemakaman Peres membuat penghinaan atas pengorbanan darah yang dilakukan oleh rakyat Palestina,” kata juru bicara Hamas; Sami Abu Zuhri. Abbas didampingi oleh delegasi pejabat senior Palestina, termasuk Sekjen Organisasi Pembebasan Palestina (PLO); Saeb Erekat dan Menteri Urusan Sipil Palestina; Hussein al-Sheikh.
Meski Fatah sempat mengkritik keputusan Abbas, namun juru bicara Fatah; Munir al-Jaghoub, membenarkan langkah Abbas dengan alasan bentuk diplomatik internasional.”Kita sebagai warga Palestina harus menyadari bahwa partisipasinya mengirimkan pesan kuat perdamaian Palestina ke dunia, terutama pada saat masyarakat internasional bertanggung jawab untuk memantau posisinya. (Pesan ini) bisa menjadi salah satu yang paling penting di antara negara-negara peserta,” kata Jaghoub, seperti dikutip dari Times of Israel, Sabtu (1/10/2016).
Nashat Aqtash, seorang profesor komunikasi di Universitas Birzeit di dekat Ramallah yang dijagokan Hamas dalam Pemilu 2006, mengatakan kepada Haaretz, bahwa kehadiran Abbas di pemakaman Peres “menyebabkan perasaan rakyat Palestina tidak dihormati merasa presidennya”.
”Palestina membenci Peres lebih dari mereka membenci (mantan Perdana Menteri Israel Ariel) Sharon,” katanya. ”Sharon mungkin (menyebabkan) rakyat Palestina kelaparan, tapi Peres mengepung mereka (rakyat Palestina) dengan retorika lembutnya. Itu lebih buruk,” katanya lagi.
Hamas pada hari Kamis atau sehari menjelang pemakaman Peres telah mengeluarkan pernyataan yang mengecam ucapan belasungkawa Abbas atas meninggalnya Peres. ”Ekspresi belasungkawa pemimpin PA (Otoritas Palestina) adalah penghinaan terhadap darah para martir dan penderitaan rakyat Palestina,” kata Hamas.”Orang-orang Palestina senang dengan kematian penjahat Shimon Peres.”
Abbas tercatat sebagai satu-satunya pemimpin Arab yang datang ke acara pemakaman Peres. Tak hanya faksi Hamas, faksi Fatah yang merupakan pendukung Abbas juga sempat mengkritik keputusan Abbas datang ke acara pemakaman Peres, meski akhirnya faksi Fatah memakluminya sebagai sikap menjunjung perdamaian.
”Partisipasi Abbas di pemakaman Peres membuat penghinaan atas pengorbanan darah yang dilakukan oleh rakyat Palestina,” kata juru bicara Hamas; Sami Abu Zuhri. Abbas didampingi oleh delegasi pejabat senior Palestina, termasuk Sekjen Organisasi Pembebasan Palestina (PLO); Saeb Erekat dan Menteri Urusan Sipil Palestina; Hussein al-Sheikh.
Meski Fatah sempat mengkritik keputusan Abbas, namun juru bicara Fatah; Munir al-Jaghoub, membenarkan langkah Abbas dengan alasan bentuk diplomatik internasional.”Kita sebagai warga Palestina harus menyadari bahwa partisipasinya mengirimkan pesan kuat perdamaian Palestina ke dunia, terutama pada saat masyarakat internasional bertanggung jawab untuk memantau posisinya. (Pesan ini) bisa menjadi salah satu yang paling penting di antara negara-negara peserta,” kata Jaghoub, seperti dikutip dari Times of Israel, Sabtu (1/10/2016).
Nashat Aqtash, seorang profesor komunikasi di Universitas Birzeit di dekat Ramallah yang dijagokan Hamas dalam Pemilu 2006, mengatakan kepada Haaretz, bahwa kehadiran Abbas di pemakaman Peres “menyebabkan perasaan rakyat Palestina tidak dihormati merasa presidennya”.
”Palestina membenci Peres lebih dari mereka membenci (mantan Perdana Menteri Israel Ariel) Sharon,” katanya. ”Sharon mungkin (menyebabkan) rakyat Palestina kelaparan, tapi Peres mengepung mereka (rakyat Palestina) dengan retorika lembutnya. Itu lebih buruk,” katanya lagi.
Hamas pada hari Kamis atau sehari menjelang pemakaman Peres telah mengeluarkan pernyataan yang mengecam ucapan belasungkawa Abbas atas meninggalnya Peres. ”Ekspresi belasungkawa pemimpin PA (Otoritas Palestina) adalah penghinaan terhadap darah para martir dan penderitaan rakyat Palestina,” kata Hamas.”Orang-orang Palestina senang dengan kematian penjahat Shimon Peres.”
(mas)