Soal Papua Barat, Negara Pasifik Ini Menantang Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Solomon Island menantang Indonesia membuktikan tuduhannya bahwa enam negara di Kepualauan Pasifik membuat laporan palsu soal pelanggaran HAM di Papua dan Papua Barat. Hal itu disampaikan utusan khusus Solomon Island di Papua Barat, Rex Horoi.
Tantangan dari diplomat Solomon Island ini bermula dari protes utusan tetap Indonesia di PBB, Nara Masista Rakhmatia soal ikut campur enam negara Kepulauan Pasifik soal Papua Barat. Enam negara—Vanuatu, Solomon Island, Tonga, Nauru, Marshall Island dan Tuvalu—telah mengangkat isu pelanggaran HAM di Papua Barat dalam forum PBB dan mendukung Papua Barat untuk menentukan nasibnya sendiri.
Baca:
Usik Indonesia, Negara-negara Pasifik Ikut Campur soal Papua Barat
Nara menolak tuduhan adanya pelanggaran HAM oleh Indonesia di Papua Barat. “Laporan bermotif politik mereka rancang untuk mendukung kelompok-kelompok separatis di provinsi tersebut (Papua Barat dan Papua) yang telah secara konsisten terlibat dalam menghasut kekacauan publik dan melakukan serangan teroris bersenjata,” kata Nara.
Baca:
Berani Ikut Campur Urusan Indonesia soal Papua, Ini Dalih Negara Pasifik
Horoi tak terima dengan tuduhan dari diplomat Indonesia tersebut. Menurut mantan utusan tetap Solomon Island untuk PBB ini bangsa-bangsa di Kepulauan Pasifik selama beberapa tahun tahun terakhir menyerukan dialog dengan Indonesia untuk membahas pelanggaran HAM di Papua Barat.
”Bahkan selama 18 bulan terakhir, badan-badan regional dan sub-regional telah membuat tiga upaya untuk memiliki keterlibatan yang konstruktif dengan Indonesia,” kata Horoi.
”Kurangnya kemauan dari Indonesia tidak akan menyurutkan komitmen Solomon Island bersama dengan enam Negara Kepulauan Pasifik lainnya untuk mengejar dialog dan keterlibatan konstruktif sebagai satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah ini,” ujarnya, seperti dikutip Papua New Guinea Today, Kamis (29/9/2016).
Baca juga:
Diplomat Cantik Indonesia Ini "Tampar" Enam Pemimpin Negara
Tantangan dari diplomat Solomon Island ini bermula dari protes utusan tetap Indonesia di PBB, Nara Masista Rakhmatia soal ikut campur enam negara Kepulauan Pasifik soal Papua Barat. Enam negara—Vanuatu, Solomon Island, Tonga, Nauru, Marshall Island dan Tuvalu—telah mengangkat isu pelanggaran HAM di Papua Barat dalam forum PBB dan mendukung Papua Barat untuk menentukan nasibnya sendiri.
Baca:
Usik Indonesia, Negara-negara Pasifik Ikut Campur soal Papua Barat
Nara menolak tuduhan adanya pelanggaran HAM oleh Indonesia di Papua Barat. “Laporan bermotif politik mereka rancang untuk mendukung kelompok-kelompok separatis di provinsi tersebut (Papua Barat dan Papua) yang telah secara konsisten terlibat dalam menghasut kekacauan publik dan melakukan serangan teroris bersenjata,” kata Nara.
Baca:
Berani Ikut Campur Urusan Indonesia soal Papua, Ini Dalih Negara Pasifik
Horoi tak terima dengan tuduhan dari diplomat Indonesia tersebut. Menurut mantan utusan tetap Solomon Island untuk PBB ini bangsa-bangsa di Kepulauan Pasifik selama beberapa tahun tahun terakhir menyerukan dialog dengan Indonesia untuk membahas pelanggaran HAM di Papua Barat.
”Bahkan selama 18 bulan terakhir, badan-badan regional dan sub-regional telah membuat tiga upaya untuk memiliki keterlibatan yang konstruktif dengan Indonesia,” kata Horoi.
”Kurangnya kemauan dari Indonesia tidak akan menyurutkan komitmen Solomon Island bersama dengan enam Negara Kepulauan Pasifik lainnya untuk mengejar dialog dan keterlibatan konstruktif sebagai satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah ini,” ujarnya, seperti dikutip Papua New Guinea Today, Kamis (29/9/2016).
Baca juga:
Diplomat Cantik Indonesia Ini "Tampar" Enam Pemimpin Negara
(mas)