Pria Asing di Thailand Dimutilasi Jadi 6 Bagian lalu Disimpan di Freezer
A
A
A
BANGKOK - Polisi Thailand menangkap tiga orang, yang salah satunya diduga warga Inggris, atas tuduhan memutilasi pria asing dan menyimpan potongan tubuh korban di dalam freezer besar. Tubuh korban dipotong menjadi enam bagian.
Kasus pembunuhan sadis itu terungkap ketika polisi di Bangkok menggerebek bangunan empat lantai di Distrik Phra Khanong yang dicurigai menjadi rumah bagi jaringan pembuat paspor palsu dan narkoba. Penggerebekan berlangsung hari Jumat lalu.
Dalam penggerebekan itu seorang polisi terluka karena para tersangka melawan dengan senjata ketika hendak ditangkap. Polisi menemukan senjata, narkoba dan tubuh pria asing yang sudah dimutilasi dalam bungkusan plastik di freezer besar.
Pada hari Sabtu, polisi memeriksa 12 orang lain yang terkait dengan para tersangka. Pemeriksaan itu untuk mengungkap identitas korban mutilasi dan motif pembunuhan.
Wakil juru bicara kepala polisi setempat, Kolonel Kissana Phathanacharoen, mengatakan ketiga orang telah didakwa melakukan berbagai pelanggaran, seperti menyembunyikan jasad, melawan hukum hingga kepemilikan paspor palsu.
Menurut laporan Bangkok Post yang dikutip Minggu (25/9/2016), dua dari tiga tersangka adalah warga Amerika Serikat (AS) bernama Aaron Thomas Gabel, 33, dan James Douglas Eger, 66. Satu tersangka lainnya, Peter Andrew Colter, 56, diketahui memegang paspor Inggris.
Phathanacharoen mengatakan penemuan jasad yang dimutilasi itu mengerikan. ”Kami berhasil menemukan freezer besar, tubuh (korban) dicincang menjadi bagian-bagian yang berbeda, itu tersembunyi di banyak kantong sampah,” katanya.
Departemen Luar Negeri Inggris, seperti dikutip BBC, mengaku sedang mencari kebenaran laporan soal satu dari tiga tersangka yang disebut berpaspor Inggris. ”Kami sedang mencari informasi lebih lanjut dari pihak berwenang setempat menyusul laporan bahwa seorang warga Inggris telah ditangkap di Thailand,” kata departemen itu melalui seorang juru bicara.
Menurut polisi Thailand, ada enam pistol, methamphetamine, marijuana, paspor, printer dan bahan kimia untuk menyerang petugas yang telah disita.
”Mereka dikenakan pada lima dakwaan termasuk mencoba untuk membunuh seorang pejabat yang bertugas, menolak penangkapan, kepemilikan senjata api dan amunisi ilegal, memalsukan dokumen resmi dan menyembunyikan mayat,” kata Kolonel Chanin Wachirapaneekul, petugas polisi di Phra Khanong.
Kasus pembunuhan sadis itu terungkap ketika polisi di Bangkok menggerebek bangunan empat lantai di Distrik Phra Khanong yang dicurigai menjadi rumah bagi jaringan pembuat paspor palsu dan narkoba. Penggerebekan berlangsung hari Jumat lalu.
Dalam penggerebekan itu seorang polisi terluka karena para tersangka melawan dengan senjata ketika hendak ditangkap. Polisi menemukan senjata, narkoba dan tubuh pria asing yang sudah dimutilasi dalam bungkusan plastik di freezer besar.
Pada hari Sabtu, polisi memeriksa 12 orang lain yang terkait dengan para tersangka. Pemeriksaan itu untuk mengungkap identitas korban mutilasi dan motif pembunuhan.
Wakil juru bicara kepala polisi setempat, Kolonel Kissana Phathanacharoen, mengatakan ketiga orang telah didakwa melakukan berbagai pelanggaran, seperti menyembunyikan jasad, melawan hukum hingga kepemilikan paspor palsu.
Menurut laporan Bangkok Post yang dikutip Minggu (25/9/2016), dua dari tiga tersangka adalah warga Amerika Serikat (AS) bernama Aaron Thomas Gabel, 33, dan James Douglas Eger, 66. Satu tersangka lainnya, Peter Andrew Colter, 56, diketahui memegang paspor Inggris.
Phathanacharoen mengatakan penemuan jasad yang dimutilasi itu mengerikan. ”Kami berhasil menemukan freezer besar, tubuh (korban) dicincang menjadi bagian-bagian yang berbeda, itu tersembunyi di banyak kantong sampah,” katanya.
Departemen Luar Negeri Inggris, seperti dikutip BBC, mengaku sedang mencari kebenaran laporan soal satu dari tiga tersangka yang disebut berpaspor Inggris. ”Kami sedang mencari informasi lebih lanjut dari pihak berwenang setempat menyusul laporan bahwa seorang warga Inggris telah ditangkap di Thailand,” kata departemen itu melalui seorang juru bicara.
Menurut polisi Thailand, ada enam pistol, methamphetamine, marijuana, paspor, printer dan bahan kimia untuk menyerang petugas yang telah disita.
”Mereka dikenakan pada lima dakwaan termasuk mencoba untuk membunuh seorang pejabat yang bertugas, menolak penangkapan, kepemilikan senjata api dan amunisi ilegal, memalsukan dokumen resmi dan menyembunyikan mayat,” kata Kolonel Chanin Wachirapaneekul, petugas polisi di Phra Khanong.
(mas)