Presiden Islam Karimov Dimakamkan, Ribuan Rakyat Uzbekistan Sedih

Sabtu, 03 September 2016 - 12:45 WIB
Presiden Islam Karimov Dimakamkan, Ribuan Rakyat Uzbekistan Sedih
Presiden Islam Karimov Dimakamkan, Ribuan Rakyat Uzbekistan Sedih
A A A
TASHKENT - Ribuan rakyat Uzbekistan berjajar sedih di jalan utama Tashkent pagi ini (3/9/2016) untuk mengiringi prosesesi pemakaman jenazah Presiden Islam Karimov. Presiden yang berkuasa sejak 1989 ini meninggal kemarin setelah menderita stroke.

Karimov meninggal di usia 78 tahun. Dia akan dimakamkan di kampung halamannya di Samarkand, sekitar 300 km (185 mil) sebelah barat daya dari Ibu Kota Uzebkistan.

Setengah dari 32 juta rakyat Uzebkistan lahir setelah Karimov berkuasa di negara pecahan Uni Soviet di Asia Tengah tersebut.

Ribuan pelayat membawa bunga, yang sebagian besar mawar merah. Semuanya diletakkan di jalan ketika kendaraan yang mengakut jenazah Karimov melintas menuju bandara sekitar pukul 06.00 pagi waktu setempat.

”Apa yang akan kita lakukan tanpa Anda?,” teriak seorang pelayat sambil menangis.

Seorang pelayat berusia 39 tahun asal Tashkent yang menolak disebutkan namanya mengatakan: "Ini adalah minggu terpanjang dan paling sulit dalam hidup saya. Masih tidak percaya hal ini terjadi. Tidak tahu apa yang terjadi sekarang, saya tersesat.”

”Hanya sebagai iring-iringan yang melaju dengan saya menyadari bahwa kita telah kehilangan,” imbuh Usmon, 55, seorang guru di Uzbekistan, seperti dikutip Reuters. ”Saya dalam kesedihan yang mendalam.”

Perdana Menteri Uzbekistan, Shavkat Mirziyoyev, telah ditunjuk untuk memimpin pemakaman jenazah Karimov. Alasannya, dia dipandang sebagai tokoh terkuat yang akan menjadi Presiden Uzbekistan berikutnya.

Karimov tidak menunjuk ahli waris politik. Para analis menduga transisi kekuasaan akan diputuskan secara tertutup oleh sekelompok kecil pejabat senior dan anggota keluarga.

Jika mereka gagal untuk menyepakati kompromi dan terjadi konfrontasi terbuka bisa menggoyahkan negara dengan mayoritas Muslim tersebut. Terlebih, negara yang berbatasan dengan Afghanistan itu telah menjadi target bagi gerilyawan Islam.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4508 seconds (0.1#10.140)