Rusia Tolak Rencana Pemberian Sanksi bagi Suriah oleh PBB
A
A
A
NEW YORK - Rusia menolak rencana pemberian sanksi kepada Suriah oleh Dewan Keamanan (DK) PBB. Penolakan ini disampaikan oleh Duta Besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin.
DK PBB berencana memberikan sanksi kepada Suriah, terkait dengan penggunaan senjata kimia. Panel khusus yang dibentuk DK PBB melaporkan bahwa mereka telah menemukan bukti penggunaan senjata kimia oleh rezim Bashar al-Assad, saat melakukan serangan terhadap basis pemberontak.
Dalam laporannya pada pekan lalu, panel itu mengatakan, pasukan Presiden Bashar al-Assad telah melakukan setidaknya dua serangan kimia, satu pada tahun 2014 dan satu pada tahun 2015.
Churkin mengatakan, laporan yang disampaikan oleh panel khusus tersebut masih sedikit abu-abu. Oleh karena itu, laporan tersebut masih belum dijadikan dasar bagi DK PBB untuk menjatuhkan sanksi pada Suriah.
"Ada sejumlah pertanyaan yang harus diklarifikasi, sebelum kita menerima semua temuan laporan," kata Churkin dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Arutz Sheva pada Rabu (31/8).
"Tidak ada yang bisa dijatuhi sanksi bila berdasarkan laporan tersebut. Laporan ini tidak menyebutkan nama, tidak ada spesifik, tidak ada sidik jari. Kita tahu bahwa klorin kemungkinan besar digunakan, tetapi tidak ada sidik jari di senjatanya," sambung diplomat senior Rusia itu.
DK PBB berencana memberikan sanksi kepada Suriah, terkait dengan penggunaan senjata kimia. Panel khusus yang dibentuk DK PBB melaporkan bahwa mereka telah menemukan bukti penggunaan senjata kimia oleh rezim Bashar al-Assad, saat melakukan serangan terhadap basis pemberontak.
Dalam laporannya pada pekan lalu, panel itu mengatakan, pasukan Presiden Bashar al-Assad telah melakukan setidaknya dua serangan kimia, satu pada tahun 2014 dan satu pada tahun 2015.
Churkin mengatakan, laporan yang disampaikan oleh panel khusus tersebut masih sedikit abu-abu. Oleh karena itu, laporan tersebut masih belum dijadikan dasar bagi DK PBB untuk menjatuhkan sanksi pada Suriah.
"Ada sejumlah pertanyaan yang harus diklarifikasi, sebelum kita menerima semua temuan laporan," kata Churkin dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Arutz Sheva pada Rabu (31/8).
"Tidak ada yang bisa dijatuhi sanksi bila berdasarkan laporan tersebut. Laporan ini tidak menyebutkan nama, tidak ada spesifik, tidak ada sidik jari. Kita tahu bahwa klorin kemungkinan besar digunakan, tetapi tidak ada sidik jari di senjatanya," sambung diplomat senior Rusia itu.
(esn)