Pesan Pilu Kayla Muller, Wanita AS yang Diperkosa Bos ISIS
A
A
A
WASHINGTON - Sebuah video berisi pesan pilu sandera asal Amerika Serikat (AS), Kayla Muller, yang diperkosa pemimpin ISIS; Abu Bakr al-Baghdadi, telah dirilis pihak keluarga kepada media. Video itu menunjukkan kondisi terakhir Kayla sebelum tewas di Suriah pada tahun lalu.
Kayla, 26, merupakan pekerja bantuan sosial yang ditawan militan kelompok Islamic State atau ISIS saat menjalankan misi kemanusiaan di Aleppo, Suriah, bulan Agustus 2013. Dia ditangkap ketika meninggalkan rumah sakit yang dikelola kelompok Doctors Without Borders.
Orang tua Kayla mengatakan video kondisi terakhir putrinya itu dikirim oleh militan ISIS. Video itu telah dirilis ABC, pada Kamis dan merupakan video pertama yang diungkap ke publik.
“Nama saya Kayla Mueller. Saya butuh bantuan Anda,” demikian kata-kata awal Kayla di video tersebut.
“Ini sangat menakutkan,” lanjut Kayla dengan wajah tertekan. Kayla ditampilkan dengan mengenakan kerudung warna hitam di sebuah lokasi penyanderaan ISIS.
Ayahnya, Carl Muller, merasa hancur perasaannya melihat kondisi terakhir putrinya.”Anda bisa hampir dalam keadaan katatonik, saya pikir Anda bahkan tidak bisa berdiri,” katanya menjelaskan kepada setiap orang yang menonton video itu.
Ibunya, Marsha Muller, menambahkan: "Saya melihat bagaimana dia tampak rapuh, saya melihat jelas matanya. Dia sangat putus asa.”
”Tapi saya juga melihat kekuatannya,” ujar Marsha, yang dikutip Jumat (26/8/2016).
Kayla saat itu ditahan di rumah wakil al-Baghdadi yang bernama Abu Sayyaf, di Raqqa. Orang kedua di kelompok ISIS itu diduga tewas bersama Kayla ketika rumahnya jadi sasaran serangan udara pada Februari 2015.
Kayla lulus dari universitas di AS pada tahun 2009. Dia kemudian melakukan perjalanan ke India utara, Palestina dan Israel untuk membantu kelompok-kelompok kemanusiaan.
Dia kemudian pergi ke Suriah untuk membantu orang-orang yang hidupnya sengsara akibat perang. Kayla fokus pada anak-anak Suriah yang menderita.
Kayla, 26, merupakan pekerja bantuan sosial yang ditawan militan kelompok Islamic State atau ISIS saat menjalankan misi kemanusiaan di Aleppo, Suriah, bulan Agustus 2013. Dia ditangkap ketika meninggalkan rumah sakit yang dikelola kelompok Doctors Without Borders.
Orang tua Kayla mengatakan video kondisi terakhir putrinya itu dikirim oleh militan ISIS. Video itu telah dirilis ABC, pada Kamis dan merupakan video pertama yang diungkap ke publik.
“Nama saya Kayla Mueller. Saya butuh bantuan Anda,” demikian kata-kata awal Kayla di video tersebut.
“Ini sangat menakutkan,” lanjut Kayla dengan wajah tertekan. Kayla ditampilkan dengan mengenakan kerudung warna hitam di sebuah lokasi penyanderaan ISIS.
Ayahnya, Carl Muller, merasa hancur perasaannya melihat kondisi terakhir putrinya.”Anda bisa hampir dalam keadaan katatonik, saya pikir Anda bahkan tidak bisa berdiri,” katanya menjelaskan kepada setiap orang yang menonton video itu.
Ibunya, Marsha Muller, menambahkan: "Saya melihat bagaimana dia tampak rapuh, saya melihat jelas matanya. Dia sangat putus asa.”
”Tapi saya juga melihat kekuatannya,” ujar Marsha, yang dikutip Jumat (26/8/2016).
Kayla saat itu ditahan di rumah wakil al-Baghdadi yang bernama Abu Sayyaf, di Raqqa. Orang kedua di kelompok ISIS itu diduga tewas bersama Kayla ketika rumahnya jadi sasaran serangan udara pada Februari 2015.
Kayla lulus dari universitas di AS pada tahun 2009. Dia kemudian melakukan perjalanan ke India utara, Palestina dan Israel untuk membantu kelompok-kelompok kemanusiaan.
Dia kemudian pergi ke Suriah untuk membantu orang-orang yang hidupnya sengsara akibat perang. Kayla fokus pada anak-anak Suriah yang menderita.
(mas)