Mirip, Sistem Rudal Bavar-373 Iran Pesaing S-300 Rusia?
A
A
A
TEHERAN - Iran baru-baru ini memamerkan sistem rudal pertahanan udara terbarunya, Bavar-373 yang karakteristiknya mirip dengan sistem rudal pertahanan udara S-300 Rusia. Lantaran mirip, kini muncul spekulasi bahwa Bavar-373 Iran menjadi pesaing S-300 Rusia.
Rusia sejatinya masih terikat kontrak dengan Iran untuk mengirim S-300, sebagai pengganti pembelian paket senjata yang dibatalkan Moskow di masa lalu. Namun Iran, terkesan enggan melanjutkan pembelian senjata itu.
Sistem rudal pertahanan Bavar-373 Iran diluncurkan secara resmi oleh Presiden Iran Hassan Rouhani hari Minggu lalu. Bavar-373 merupakan sistem rudal pertahanan buatan sendiri yang sudah lama dinantikan Iran.
Bavar-373 berhasil diuji coba pada bulan Agustus 2014. Hasilnya mirip dengan Rusia S-300 dan mampu menghantam target di ketinggian.
Pada hari Senin, Menteri Pertahanan Iran, Hossein Dehghan, mengumumkan bahwa Teheran sudah bersiap memproduksi massal sistem rudal pertahanan udra Bavar-373 setelah uji coba lanjutan dilakukan pada Maret 2017.
Spekulasi bahwa Bavar-373 Iran menjadi pesaiang S-300 Rusia tak dipungkiri Mahmud Shoori, Direktur Eurasia Research Group di Center for Strategic Research (CSR), sebuah kelompok think tank terkemuka di Iran.
Menurutnya, secara teknologi, sangat sulit untuk membedakan dua sistem rudal pertahanan S-300 Rusia dan Bavar-373 Iran.Keduanya memiliki kesamaan dan sulit dibedakan jika digunakan secara bersamaan.
Shoori mengatakan, yang lebih penting adalah perkembangan sistem rudal domestik Iran ditujukan untuk memuaskan semua kebutuhan militer secara mandiri.
”Secara keseluruhan, saya tidak melihat ada masalah bagi Iran melanjutkan pembelian dari S-300 di bawah kontrak yang ada (dengan) Rusia, sementara secara bersamaan (Iran) mengembangkan dan menampilkan prestasi industri pertahanan militer,” ujar Mahmud Shoori kepada Sputnik, yang dikutip Rabu (24/8/2016).
Menurutnya, prioritas utama untuk kompleks pertahanan militer Iran adalah memaksimalkan produksi persenjataan strategisnya secara mandiri.
Meski demikian, Shoori yakin kerjasama militer-teknis antara Rusia dan Iran akan terus berlanjut.
”Sejauh yang saya tahu, menteri pertahanan kami telah mengatakan bahwa Iran memiliki (kerjasama). Saat ini tidak ada kebutuhan pengiriman sistem rudal pertahanan canggih. Apa yang sudah kita miliki dalam pelayanan dan apa yang sekarang sedang disampaikan oleh Rusia cukup untuk memenuhi tuntutan industri pertahanan kami,” imbuh dia.
“Saya pribadi berpikir bahwa kerjasama militer-teknis antara dua negara pasti akan terus berlanjut," katanya.
Rusia sejatinya masih terikat kontrak dengan Iran untuk mengirim S-300, sebagai pengganti pembelian paket senjata yang dibatalkan Moskow di masa lalu. Namun Iran, terkesan enggan melanjutkan pembelian senjata itu.
Sistem rudal pertahanan Bavar-373 Iran diluncurkan secara resmi oleh Presiden Iran Hassan Rouhani hari Minggu lalu. Bavar-373 merupakan sistem rudal pertahanan buatan sendiri yang sudah lama dinantikan Iran.
Bavar-373 berhasil diuji coba pada bulan Agustus 2014. Hasilnya mirip dengan Rusia S-300 dan mampu menghantam target di ketinggian.
Pada hari Senin, Menteri Pertahanan Iran, Hossein Dehghan, mengumumkan bahwa Teheran sudah bersiap memproduksi massal sistem rudal pertahanan udra Bavar-373 setelah uji coba lanjutan dilakukan pada Maret 2017.
Spekulasi bahwa Bavar-373 Iran menjadi pesaiang S-300 Rusia tak dipungkiri Mahmud Shoori, Direktur Eurasia Research Group di Center for Strategic Research (CSR), sebuah kelompok think tank terkemuka di Iran.
Menurutnya, secara teknologi, sangat sulit untuk membedakan dua sistem rudal pertahanan S-300 Rusia dan Bavar-373 Iran.Keduanya memiliki kesamaan dan sulit dibedakan jika digunakan secara bersamaan.
Shoori mengatakan, yang lebih penting adalah perkembangan sistem rudal domestik Iran ditujukan untuk memuaskan semua kebutuhan militer secara mandiri.
”Secara keseluruhan, saya tidak melihat ada masalah bagi Iran melanjutkan pembelian dari S-300 di bawah kontrak yang ada (dengan) Rusia, sementara secara bersamaan (Iran) mengembangkan dan menampilkan prestasi industri pertahanan militer,” ujar Mahmud Shoori kepada Sputnik, yang dikutip Rabu (24/8/2016).
Menurutnya, prioritas utama untuk kompleks pertahanan militer Iran adalah memaksimalkan produksi persenjataan strategisnya secara mandiri.
Meski demikian, Shoori yakin kerjasama militer-teknis antara Rusia dan Iran akan terus berlanjut.
”Sejauh yang saya tahu, menteri pertahanan kami telah mengatakan bahwa Iran memiliki (kerjasama). Saat ini tidak ada kebutuhan pengiriman sistem rudal pertahanan canggih. Apa yang sudah kita miliki dalam pelayanan dan apa yang sekarang sedang disampaikan oleh Rusia cukup untuk memenuhi tuntutan industri pertahanan kami,” imbuh dia.
“Saya pribadi berpikir bahwa kerjasama militer-teknis antara dua negara pasti akan terus berlanjut," katanya.
(mas)