Polisi Thailand Sebut Pelaku Teror Bom 20 Orang
A
A
A
BANGKOK - Polisi Thailand percaya sebuah jaringan yang terdiri dari 20 orang yang berada di provinsi selatan negara itu terlibat dalam teror bom yang terjadi beberapa waktu lalu. Wilayah itu ditinggali oleh kelompok mayoritas muslim.
Kepala polisi Thailand Jenderal Chakthip Chaijinda tidak mengungkapkan secara rinci hasil penyelidikan yang mengarah kepada jaringan itu. Ia hanya mengatakan tidak bisa mengkonfirmasi apakah serangan itu terkait dengan pemberontakan berdarah selama satu dekade di sebelah selatan yang menewaskan ribuan orang sejak 2004.
"Beberapa dari mereka juga dicari untuk kasus-kasus keamanan yang terjadi di Selatan. Kami tahun dari mana mereka berasal, kemana mereka pergi. Kami percaya setidaknya ada 20 orang yang terlibat dalam jaringan ini," katanya seperti dikutip dari Asian Correspondent, Selasa (23/8/2016).
Chaijinda juga menambahkan bahwa pihak berwenang "tidak mau" untuk membahas motif dan menunggu penyelidikan selesai. "Kami tidak mau mengatakan apa motif mereka dan apakah hal itu berkaitan dengan referendum, pemberontakan atau apakah mereka diperkerjakan," katanya.
Chaijinda mengatakan bahwa polisi percaya para pelaku serangan bom yang mengguncang sejumlah kota wisata adalah anggota jaringan kelompok tersebut. Kemungkinan mereka menjalankan misi untuk melakukan aksi teror di provinsi yang ditugaskan kepada mereka. "Jika kita dapat menangkap salah satu dari mereka, kita akan dapat mengidentifikasi dalang," katanya.
Sebelumnya, polisi Thailand telah menangkap 15 orang terkait serangan bom yang menewaskan 4 orang dan melukai puluhan orang lainnya pada 11 dan 12 Agustus lalu. Namun kemudian mereka dibebaskan karena terbukti tidak terlibat. Sejauh ini, otoritas keamanan Thailand hanya mengeluarkan satu surat penangkapan untuk Ahama Lengha. Ahama diyakini pelaku yang menanam bom di daerah resor Patong Phuket.
Kepala polisi Thailand Jenderal Chakthip Chaijinda tidak mengungkapkan secara rinci hasil penyelidikan yang mengarah kepada jaringan itu. Ia hanya mengatakan tidak bisa mengkonfirmasi apakah serangan itu terkait dengan pemberontakan berdarah selama satu dekade di sebelah selatan yang menewaskan ribuan orang sejak 2004.
"Beberapa dari mereka juga dicari untuk kasus-kasus keamanan yang terjadi di Selatan. Kami tahun dari mana mereka berasal, kemana mereka pergi. Kami percaya setidaknya ada 20 orang yang terlibat dalam jaringan ini," katanya seperti dikutip dari Asian Correspondent, Selasa (23/8/2016).
Chaijinda juga menambahkan bahwa pihak berwenang "tidak mau" untuk membahas motif dan menunggu penyelidikan selesai. "Kami tidak mau mengatakan apa motif mereka dan apakah hal itu berkaitan dengan referendum, pemberontakan atau apakah mereka diperkerjakan," katanya.
Chaijinda mengatakan bahwa polisi percaya para pelaku serangan bom yang mengguncang sejumlah kota wisata adalah anggota jaringan kelompok tersebut. Kemungkinan mereka menjalankan misi untuk melakukan aksi teror di provinsi yang ditugaskan kepada mereka. "Jika kita dapat menangkap salah satu dari mereka, kita akan dapat mengidentifikasi dalang," katanya.
Sebelumnya, polisi Thailand telah menangkap 15 orang terkait serangan bom yang menewaskan 4 orang dan melukai puluhan orang lainnya pada 11 dan 12 Agustus lalu. Namun kemudian mereka dibebaskan karena terbukti tidak terlibat. Sejauh ini, otoritas keamanan Thailand hanya mengeluarkan satu surat penangkapan untuk Ahama Lengha. Ahama diyakini pelaku yang menanam bom di daerah resor Patong Phuket.
(ian)