Dalam Sepekan, 500 Warga Sipil Suriah Tewas
A
A
A
DAMASKUS - Lebih dari 500 warga sipil Suriah tewas dalam sepekan terakhir akibat pertempuran yang berlangsung di negara tersebut. Hal itu tertuang dalam laporan yang dirilis Komite Koordinasi Lokal atau LCC.
Dalam laporannya, kelompok yang mendapat data dari relawan di lapangan itu menuturkan, jumlah korban tewas terbanyak berada di Aleppo. Kelompok itu mengatakan, jumlah korban itu sesuai dengan data yang mereka terima dari tanggal 13 hingga 19 Agustus.
"Tercatat 508 warga sipil tewas antara 13 Agustus dan 19 Agustus di Suriah, termasuk 96 anak-anak dan 73 wanita. Sebagian besar kematian terjadi di wilayah yang menjadi sasaran tembak jet Rusia dan Suriah, yakni di Aleppo, Idlib, Damaskus, dan Hama," kata LCC dalam laporannya, seperti dilansir Al Jazeera pada Senin (22/8).
LCC melaporan, di Aleppo dan sekitarnya, setidaknya 205 orang tewas. Mayoritas mereka tewas karena terkena serangan udara, korban sampingan dari pertempuran yang terjadi, dan terkena ranjau darat yang pernah dipasang ISIS di wilayah itu.
Moataz Hamouda, seorang aktivis LCC yang berbasis Aleppo mengatakan, kematian warga sipil telah meningkat sejak rezim Bashar al-Assad mulai kehilangan banyak wilayah di Aleppo.
"Rusia menanggapi kekalahan militer di Aleppo, setelah adanya serangan besar dari pemberontak yang berhasil mengusir kelompok pro pemerintah. Tembusnya pertahanan dan diambil alihnya benteng militer oleh pemberontak juga telah membuat frustrasi Suriah dan Rusia. Keduanya panik, yang ditandai dengan meningkatnya penggunaan senjata yang dilarang," ucap Hamouda.
Dalam laporannya, kelompok yang mendapat data dari relawan di lapangan itu menuturkan, jumlah korban tewas terbanyak berada di Aleppo. Kelompok itu mengatakan, jumlah korban itu sesuai dengan data yang mereka terima dari tanggal 13 hingga 19 Agustus.
"Tercatat 508 warga sipil tewas antara 13 Agustus dan 19 Agustus di Suriah, termasuk 96 anak-anak dan 73 wanita. Sebagian besar kematian terjadi di wilayah yang menjadi sasaran tembak jet Rusia dan Suriah, yakni di Aleppo, Idlib, Damaskus, dan Hama," kata LCC dalam laporannya, seperti dilansir Al Jazeera pada Senin (22/8).
LCC melaporan, di Aleppo dan sekitarnya, setidaknya 205 orang tewas. Mayoritas mereka tewas karena terkena serangan udara, korban sampingan dari pertempuran yang terjadi, dan terkena ranjau darat yang pernah dipasang ISIS di wilayah itu.
Moataz Hamouda, seorang aktivis LCC yang berbasis Aleppo mengatakan, kematian warga sipil telah meningkat sejak rezim Bashar al-Assad mulai kehilangan banyak wilayah di Aleppo.
"Rusia menanggapi kekalahan militer di Aleppo, setelah adanya serangan besar dari pemberontak yang berhasil mengusir kelompok pro pemerintah. Tembusnya pertahanan dan diambil alihnya benteng militer oleh pemberontak juga telah membuat frustrasi Suriah dan Rusia. Keduanya panik, yang ditandai dengan meningkatnya penggunaan senjata yang dilarang," ucap Hamouda.
(esn)