Dubes Turki Kecam NATO karena Coba Dikte Ankara
A
A
A
MOSKOW - Duta Besar (Dubes) Turki untuk Rusia, Umit Yardim, mengecam NATO yang dianggap mencoba mendikte kebijakan luar negeri Ankara. Meski sebagai anggota NATO, Turki menegaskan bebas menentukan kebijakan luar negerinya, termasuk berkerjasama dengan negara-negara lain.
Dubes Yardim membuat komentar setelah pertemuan antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Saint Petersburg, Selasa lalu.
”Tidak ada cara dapat NATO membatasi kontak kami dengan negara-negara lain. Ini berarti NATO tidak memiliki hak untuk mendikte persyaratan dan memberitahu kita, (negara-negara) yang harus atau tidak harus ditemui dan berkomunikasi dengan (mereka),” kata Yardim pada hari Kamis, seperti dikutip RIA Novosti.
Yardim melanjutkan bahwa Turki terbuka untuk memiliki hubungan baik dengan semua pihak, termasuk Uni Eropa, dan Ankara masih memiliki aspirasi sejak bergabung dengan NATO.
”Kami tidak berpikir tentang meninggalkan NATO dan tidak ada pembicaraan tentang kami meninggalkan dialog dengan Uni Eropa. Ini hanyalah spekulasi,” kata Yardim.”Turki akan melakukan kebijakan luar negeri yang bebas.”
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyampaikan teguran kuat untuk NATO. Menurutnya, Ankara bisa mempertimbangkan pilihan di luar NATO dalam hal kerja sama pertahanan.
Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Anadolu, Cavusoglu mengatakan bahwa Turki dan Rusia akan terlibat dalam pembangunan militer, intelijen dan mekanisme diplomatik, dengan tidak mengorbankan hubungan baik dengan
NATO.
”Turki ingin bekerja sama dengan anggota NATO sampai saat ini,” katnya. ”Tapi hasil yang kita punya tidak memuaskan kita. Oleh karena itu, adalah wajar untuk mencari pilihan lain. Tapi kita tidak melihat ini sebagai langkah melawan NATO, “ lanjut Menlu Turki.
NATO telah bereaksi dengan hati-hati dengan pemulihan hubungan antara Moskow dan Ankara, dengan mengatakan bahwa keanggotaan Turki dalam aliansi tidak dipertanyakan.
Berbicara pada hari Rabu, juru bicara NATO, Oana Lungescu, mengatakan bahwa Turki adalah sekutu berharga, dan membuat kontribusi besar untuk upaya bersama NATO.
Lungescu menambahkan bahwa Sekjed NATO, Jens Stoltenberg, telah mengecam keras upaya kudeta di Turki. ”NATO mengandalkan kontribusi terus-menerus Turki, dan Turki dapat mengandalkan solidaritas dan dukungan dari NATO.”
Dubes Yardim membuat komentar setelah pertemuan antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Saint Petersburg, Selasa lalu.
”Tidak ada cara dapat NATO membatasi kontak kami dengan negara-negara lain. Ini berarti NATO tidak memiliki hak untuk mendikte persyaratan dan memberitahu kita, (negara-negara) yang harus atau tidak harus ditemui dan berkomunikasi dengan (mereka),” kata Yardim pada hari Kamis, seperti dikutip RIA Novosti.
Yardim melanjutkan bahwa Turki terbuka untuk memiliki hubungan baik dengan semua pihak, termasuk Uni Eropa, dan Ankara masih memiliki aspirasi sejak bergabung dengan NATO.
”Kami tidak berpikir tentang meninggalkan NATO dan tidak ada pembicaraan tentang kami meninggalkan dialog dengan Uni Eropa. Ini hanyalah spekulasi,” kata Yardim.”Turki akan melakukan kebijakan luar negeri yang bebas.”
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyampaikan teguran kuat untuk NATO. Menurutnya, Ankara bisa mempertimbangkan pilihan di luar NATO dalam hal kerja sama pertahanan.
Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Anadolu, Cavusoglu mengatakan bahwa Turki dan Rusia akan terlibat dalam pembangunan militer, intelijen dan mekanisme diplomatik, dengan tidak mengorbankan hubungan baik dengan
NATO.
”Turki ingin bekerja sama dengan anggota NATO sampai saat ini,” katnya. ”Tapi hasil yang kita punya tidak memuaskan kita. Oleh karena itu, adalah wajar untuk mencari pilihan lain. Tapi kita tidak melihat ini sebagai langkah melawan NATO, “ lanjut Menlu Turki.
NATO telah bereaksi dengan hati-hati dengan pemulihan hubungan antara Moskow dan Ankara, dengan mengatakan bahwa keanggotaan Turki dalam aliansi tidak dipertanyakan.
Berbicara pada hari Rabu, juru bicara NATO, Oana Lungescu, mengatakan bahwa Turki adalah sekutu berharga, dan membuat kontribusi besar untuk upaya bersama NATO.
Lungescu menambahkan bahwa Sekjed NATO, Jens Stoltenberg, telah mengecam keras upaya kudeta di Turki. ”NATO mengandalkan kontribusi terus-menerus Turki, dan Turki dapat mengandalkan solidaritas dan dukungan dari NATO.”
(mas)