Walikota Urdaneta di Filipina Serukan Pembersihan Umat Muslim
A
A
A
MANILA - Amadeo Gregorio Perez, walikota kota Urdaneta, di provinsi Pangasinan, Filipina membuat sebuah pernyataan yang terbilang kontroversial. Dia menyatakan ingin membersihkan kotanya dari umat Muslim.
Menurut laporan Manila Times, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (10/8), alasan Perez ingin membersihkan kotanya dari umat Muslim adalah karena dia menilai mayoritas Muslim di Urdaneta terlibat dalam perdagangan narkoba. Salah satu caranya adalah dengan mengusir semua umat Muslim yang ada di kota itu.
Berbicara pada upacara pengibaran bendera pada hari Senin, walikota mengutip sebuah laporan dari Drug Enforcement Agency Filipina (PDEA), dimana dalam laporan itu disebutkan, 84 persen dari lebih dari 5.000 Muslim yang tinggal di daerah tersebut terlibat dalam penyelundupan narkoba.
"Sebagian besar kejahatan di daerah, apakah pembunuhan, perampokan, pemerkosaan atau pembunuhan, terkait dengan pengedar narkoba," kata Perez.
Sebagai solusi untuk masalah ini, Perez mengatakan kepada pihak berwenang setempat untuk melarang umat Muslim memasuki wilayah perkotaan. Dia juga dilaporkan telah memerintahkan pemilik properti non-Muslim di Urdaneta yang menyewakan kamar atau ruang bisnis kepada umat Muslim untuk mengusir mereka.
Namun, banyak pihak menilai kebijakan Perez ini tidak akan berjalan. Pasalnya, Perekonomi lokal Urdaneta sangat tergantung pada bisnis yang dijalankan oleh umat Islam, dengan terdapat 400 kios barang-barang kering, dan perusahaan distribusi dan ritel lainnya, tersebar di seluruh kota.
Sementara itu, menanggapi berita tersebut, Gubernur Wilayah Otonomi Muslim Mindanao, Mujiv Hataman mengatakan sangat terkejut dengan adanya laporan tersebut.
"Saya ingin percaya bahwa ini tidak benar, karena ini adalah tindakan diskriminasi." ucap Hataman. Dia juga mengatakan, bukti yang ditawarkan oleh Perez tidak masuk akal, dan menunjukkan bahwa mengusir komunitas Muslim dari Urdaneta tidak akan menghentikan kejahatan yang terjadi di kota itu.
Menurut laporan Manila Times, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (10/8), alasan Perez ingin membersihkan kotanya dari umat Muslim adalah karena dia menilai mayoritas Muslim di Urdaneta terlibat dalam perdagangan narkoba. Salah satu caranya adalah dengan mengusir semua umat Muslim yang ada di kota itu.
Berbicara pada upacara pengibaran bendera pada hari Senin, walikota mengutip sebuah laporan dari Drug Enforcement Agency Filipina (PDEA), dimana dalam laporan itu disebutkan, 84 persen dari lebih dari 5.000 Muslim yang tinggal di daerah tersebut terlibat dalam penyelundupan narkoba.
"Sebagian besar kejahatan di daerah, apakah pembunuhan, perampokan, pemerkosaan atau pembunuhan, terkait dengan pengedar narkoba," kata Perez.
Sebagai solusi untuk masalah ini, Perez mengatakan kepada pihak berwenang setempat untuk melarang umat Muslim memasuki wilayah perkotaan. Dia juga dilaporkan telah memerintahkan pemilik properti non-Muslim di Urdaneta yang menyewakan kamar atau ruang bisnis kepada umat Muslim untuk mengusir mereka.
Namun, banyak pihak menilai kebijakan Perez ini tidak akan berjalan. Pasalnya, Perekonomi lokal Urdaneta sangat tergantung pada bisnis yang dijalankan oleh umat Islam, dengan terdapat 400 kios barang-barang kering, dan perusahaan distribusi dan ritel lainnya, tersebar di seluruh kota.
Sementara itu, menanggapi berita tersebut, Gubernur Wilayah Otonomi Muslim Mindanao, Mujiv Hataman mengatakan sangat terkejut dengan adanya laporan tersebut.
"Saya ingin percaya bahwa ini tidak benar, karena ini adalah tindakan diskriminasi." ucap Hataman. Dia juga mengatakan, bukti yang ditawarkan oleh Perez tidak masuk akal, dan menunjukkan bahwa mengusir komunitas Muslim dari Urdaneta tidak akan menghentikan kejahatan yang terjadi di kota itu.
(esn)