Ditinggal Pemiliknya, Senjata dan Peralatan Perang AS Jatuh ke Tangan ISIS
A
A
A
KABUL - Kelompok Negara Islam Irak Suriah atau ISIS merilis foto sejumlah senjata dan peralatan perang milik pasukan Amerika Serikat (AS) yang ditinggal pemiliknya setelah bertempur di Afghanistan. AS sendiri telah mengakui kehilangan senjata namun menegaskan tidak ada tentara yang ditangkap.
Dalam foto-foto tersebut, ISIS menunjukkan peluncur roket portabel AS, radio, granat, dan perlengkapan lainnya yang tidak umum digunakan oleh pasukan Afghanistan. Mereka juga menunjukkan kartu ID milik seorang prajurit AS bernama Ryan Larson yang diperoleh menyusul bentrokan di provinsi Nangarhar yang berbatasan dengan Pakistan.
Sebuah pernyataan yang dirilis kantor berita yang berafiliasi dengan ISIS, Aamaq, tidak menyebutkan kapat foto itu diambil atau kapan peralatan perang AS itu disita seperti dikutip dari BBC, Senin (8/8/2016).
Terkait hal tersebut, para pejabat militer AS mengatakan mereka masih mencoba mencari tahu kapan tepatnya peralatan itu hilang.
"Unit spesialis Larson dalam melakukan operasi bermitra dengan pasukan Afghanistan. ID Prajurit dan beberapa peralatan tertinggal setelah operasi. Hilangnya identifikasi pribadi sangat disayangkan," kata juru bicara militer AS, Ron Flesvig dalam sebuah pernyataan melalui email.
Dalam foto-foto tersebut, ISIS menunjukkan peluncur roket portabel AS, radio, granat, dan perlengkapan lainnya yang tidak umum digunakan oleh pasukan Afghanistan. Mereka juga menunjukkan kartu ID milik seorang prajurit AS bernama Ryan Larson yang diperoleh menyusul bentrokan di provinsi Nangarhar yang berbatasan dengan Pakistan.
Sebuah pernyataan yang dirilis kantor berita yang berafiliasi dengan ISIS, Aamaq, tidak menyebutkan kapat foto itu diambil atau kapan peralatan perang AS itu disita seperti dikutip dari BBC, Senin (8/8/2016).
Terkait hal tersebut, para pejabat militer AS mengatakan mereka masih mencoba mencari tahu kapan tepatnya peralatan itu hilang.
"Unit spesialis Larson dalam melakukan operasi bermitra dengan pasukan Afghanistan. ID Prajurit dan beberapa peralatan tertinggal setelah operasi. Hilangnya identifikasi pribadi sangat disayangkan," kata juru bicara militer AS, Ron Flesvig dalam sebuah pernyataan melalui email.
(ian)