Serangan Mortir Al-Shabaab Hantam Rumah Sakit di Mogadishu
A
A
A
MOGADISHU - Kelompok militan Somalia, Al-Shabaab, menyerang sebuah wilayah pemukiman di kota Baidoa, sebelah barat ibukota Somalia Mogadishu. Sebuah mortir kelompok itu menghantam sebuah rumah sakit dan kemungkinan menimbulkan korban.
Kelompok sekutu Al-Qaeda ini dalam beberapa bulan terakhir telah mengumbar sejumlah serangan terhadap penduduk sipil dan sejumlah sasaran militer. Kelompok ini ingin menggulingkan pemerintah Somalia untuk mendirikan sebuah negara Islam.
"Militan Al-Shabaab menembakkan mortir ke wilayah pemukiman padat penduduk sipil di kota Baidoa pagi ini. Satu mortir menghantam rumah sakit. Kemungkinan warga sipil telah menjadi korban namun tidak diketahui jumlahnya," begitu bunyi pernyataan pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika, AMISOM, dikutip dari Reuters, Minggu (7/8/2016).
Analis keamanan telah memperingatkan bahwa kelompok ini bisa meningkatkan serangan, mengambil keuntungan dari gangguan yang disebabkan oleh kampanye pemilihan presiden pada bulan Agustus. Kelompok ini juga telah meluncurkan serangan di Kenya dan Uganda yang telah memberikan kontribusi pasukan untuk pasukan AMISOM sehingga kekuatannya mencapai 22.000.
Dalam serangan terbaru akhir bulan lalu, al Shabaab menggunakan pelaku bom bunuh diri dengan kendaraan dengan sasaran pangkalan militer AMISOM dan markas Kepolisian Kriminal Investigasi Direktorat (CID) di Mogadishu. Serangan itu menewaskan sedikitnya 23 orang tewas.
Somalia telah dicengkeram oleh kekerasan dan pelanggaran hukum sejak awal 1990-an menyusul penggulingan diktator militer Mohamed Siad Barre.
Kelompok sekutu Al-Qaeda ini dalam beberapa bulan terakhir telah mengumbar sejumlah serangan terhadap penduduk sipil dan sejumlah sasaran militer. Kelompok ini ingin menggulingkan pemerintah Somalia untuk mendirikan sebuah negara Islam.
"Militan Al-Shabaab menembakkan mortir ke wilayah pemukiman padat penduduk sipil di kota Baidoa pagi ini. Satu mortir menghantam rumah sakit. Kemungkinan warga sipil telah menjadi korban namun tidak diketahui jumlahnya," begitu bunyi pernyataan pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika, AMISOM, dikutip dari Reuters, Minggu (7/8/2016).
Analis keamanan telah memperingatkan bahwa kelompok ini bisa meningkatkan serangan, mengambil keuntungan dari gangguan yang disebabkan oleh kampanye pemilihan presiden pada bulan Agustus. Kelompok ini juga telah meluncurkan serangan di Kenya dan Uganda yang telah memberikan kontribusi pasukan untuk pasukan AMISOM sehingga kekuatannya mencapai 22.000.
Dalam serangan terbaru akhir bulan lalu, al Shabaab menggunakan pelaku bom bunuh diri dengan kendaraan dengan sasaran pangkalan militer AMISOM dan markas Kepolisian Kriminal Investigasi Direktorat (CID) di Mogadishu. Serangan itu menewaskan sedikitnya 23 orang tewas.
Somalia telah dicengkeram oleh kekerasan dan pelanggaran hukum sejak awal 1990-an menyusul penggulingan diktator militer Mohamed Siad Barre.
(ian)