AS Pelajari Dokumen Turki, Ancaman Ekstradisi Bayangi Gulen
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) sedang mengkaji dokumen yang diberikan Turki untuk menentukan apakah mereka akan memenuhi permintaan ekstradisi Fethullah Gulen atau tidak. Fethullah Gulen dituding mendalangi upaya kudeta yang gagal pada 15 Juli lalu.
Menurut wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner, Departemen Kehakiman AS menyatakan bahwa dokumen awal yang dikirimkan oleh otoritas Turki bukan permintaan ekstradisi secara formal.
"Selanjutnya, kami akan menerima dokumen lebih banyak. Kami meminta mereka untuk mempelajarinya dan saya pikir mereka (personil Departemen Kehakiman) mencoba mencari tahu apakah ini sebuah permintaan penuh," kata Toner seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (5/8/2016).
Sebelumnya, pada hari Selasa lalu, Menteri Kehakimatan Turki Bekir Bozdag mengatakan Ankara telah mengajukan permintaan ekstradisi kedua. Toner mengatakan ia mengetahui hal itu, tetapi menjelaskan bahwa Departemen Kehakiman masih berusaha untuk mengevaluasi apakah dokumen tersebut dapat dianggap sebagai permintaan ekstradisi formal.
Gulen, yang telah tinggal di negara bagian AS Pennsylvania sejak tahun 1999, telah membantah tuduhan bahwa ia mengatur upaya kudeta 15 Juli di Turki. Lebih dari 13.000 orang telah ditangkap dalam operasi penumpasan menyusul upaya kudeta yang gagal, dan ribuan profesor, polisi, militer dan hakim telah dipecat dari posisi mereka.
Menurut wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner, Departemen Kehakiman AS menyatakan bahwa dokumen awal yang dikirimkan oleh otoritas Turki bukan permintaan ekstradisi secara formal.
"Selanjutnya, kami akan menerima dokumen lebih banyak. Kami meminta mereka untuk mempelajarinya dan saya pikir mereka (personil Departemen Kehakiman) mencoba mencari tahu apakah ini sebuah permintaan penuh," kata Toner seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (5/8/2016).
Sebelumnya, pada hari Selasa lalu, Menteri Kehakimatan Turki Bekir Bozdag mengatakan Ankara telah mengajukan permintaan ekstradisi kedua. Toner mengatakan ia mengetahui hal itu, tetapi menjelaskan bahwa Departemen Kehakiman masih berusaha untuk mengevaluasi apakah dokumen tersebut dapat dianggap sebagai permintaan ekstradisi formal.
Gulen, yang telah tinggal di negara bagian AS Pennsylvania sejak tahun 1999, telah membantah tuduhan bahwa ia mengatur upaya kudeta 15 Juli di Turki. Lebih dari 13.000 orang telah ditangkap dalam operasi penumpasan menyusul upaya kudeta yang gagal, dan ribuan profesor, polisi, militer dan hakim telah dipecat dari posisi mereka.
(ian)