Kenakan Busana Muslim, Wanita AS Didepak dari Toko

Kamis, 04 Agustus 2016 - 09:05 WIB
Kenakan Busana Muslim,...
Kenakan Busana Muslim, Wanita AS Didepak dari Toko
A A A
INDIANA - Seorang wanita asal Indiana, Amerika Serikat (AS) “didepak” dari sebuh toko karena dia mengenakan busana Muslim tradisional. Wanita bernama Sarah Safi itu dipaksa keluar dari toko, tempat di mana dia ingin berbelanja setelah dia menolak untuk melepas niqab dan jilbab.

Sarah Safi mereka insiden yang dia alami itu dalam sebuah video. Safi yang asli kelahiran AS mengatakan kepada WLS-TV, bahwa dia pergi ke toko Family Dollar untuk membeli arang guna memasak barbeque untuk keluarga.

Dia mengenakan jilbab dan niqab—pakaian wanita Muslim yang menutupi wajah—untuk tujuan keagamaan. Dia mengaku sudah pergi ke toko itu sebelum insiden itu.

”Saya mungkin telah membuat 10 langkah ke toko dan saya mendengar wanita di belakang meja mengatakan, 'Bu, jika Anda tidak dapat melepasnya dari dari wajah Anda, Anda perlu meninggalkan toko saya’,” kata Safi menirukan peringatan pemilik tokok.

Safi juga mencatat percakapan itu di ponselnya. Dia sudah menjelaskan kepada petugas bahwa dia mengenakan busana seperti itu untuk tujuan keagamaan.

”Saya mengerti, tapi Anda harus memahami juga, ini adalah daerah (dengan tingkat) kejahatan tinggi dan kami mendapati banyak yang dirampok. Anda perlu melepasnya dari wajah Anda,” kata seorang manajer toko yang terekam video.

Safi tetap bertahan dan mengingatkan manajer itu bahwa haknya berpakaian mendapat perlindungan di bawah Konstitusi AS.

”Negara ini adalah negara kebebasan beragama, kebebasan berbicara, dan saya memiliki hak untuk memakai apa pun yang saya inginkan,” kata Safi kepada manajer toko.

Manajer pun menjawab bahwa dia akan memanggil polisi jika Safi tidak mengindahkan peringatan.

Safi lantas berpikir apakah dia harus berurusan dengan polisi, di mana anak-anaknya yang menunggu di luar mobil akan melihat pemandangan tidak mengenakkan. Tak lama kemudian, Safi memutuskan untuk pergi, tapi dia marah atas diskriminasi yang dia alami.

”Saya benar-benar sedih. Saya lahir di sini, dibesarkan di sini sepanjang hidup saya dan saya belum pernah bertahan ke sebuah pendirian dan telah diperlakukan seperti ini,” katanya, yang dikutip Kamis (4/8/2016).

Safi mengatakan bahwa dia telah menutupi wajahnya di depan umum selama bertahun-tahun, dan satu-satunya hal yang dia inginkan adalah agar karyawan toko Family Dollar meminta maaf.

”Saya ingin duduk dengannya dan berbicara dengannya tentang apa yang saya imani, karena mungkin jika dia mendengar dan benar-benar mendengarkan apa yang saya imani, saya akan membuka hatinya,” ujar Sarah Safi.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1902 seconds (0.1#10.140)