Bom Bunuh Diri Hantam Benghazi, 23 Tewas
A
A
A
TRIPOLI - Sebuah bom bunuh diri meledak di kota terbesar kedua di Libya, Beghazi. Akibatnya, sedikitnya 23 tentara yang setia kepada kelompok pemerintahaan parlemen Libya tewas dan puluhan lainnya menderita luka-luka.
Sebuah koalisi milisi Islam yang menyebut dirinya sebagai Dewan Shura Revolusioner Benghazi mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Kelompok ini meliputi afiliasi Al-Qaeda yang dikenal sebagai Ansar al-Shariah. Melalui akun Twitternya, kelompok ini mengklaim serangan bom bunuh diri itu menewaskan 28 orang dan melukai sekitar 70 orang.
Dikutip dari laman Al Araby, Kamis (4/8/2016), serangan itu adalah serangan bom mobil keempat dalam seminggu. Namun, jumlah korban yang jatuh jauh lebih tinggi dari pada serangan sebelumnya.
Seorang saksi mengatakan ledakan begitu kuat hingga sebuah bangunan lantai tiga runtuh dan 10 kendaraan, beberapa diantaranya lapis baja, hancur. Empat komandan lapangan dilaporkan berada di antara korban tewas dan tubuh beberapa prajurit yang terperangkap di bawah reruntuhan.
Serangan ini terjadi setelah Amerika Serikat (AS) memulai kampenye udara pada hari Senin di pusat kota Sirte, benteng terakhir kelompok ISIS di Libya. Serangan dilakukan sesuai permintaan yang dibuat pemerintah dan dewan presiden yang diakui secara internasional di ibukota Tripoli. Kedua badan eksekutif itu dibentuk setelah PBB menengahi kesepakatan antara faksi-faksi yang bertikai di Libya.
Libya terjebak dalam kekacauan setelah penggulingan dan pembunuhan terhadap diktator Moammar Gaddafi pada 2011 lalu. Sejak 2014, negara dibagi menjadi dua antara pemerintah dan parlemen serta kelompok milisi dan suku.
Sebuah koalisi milisi Islam yang menyebut dirinya sebagai Dewan Shura Revolusioner Benghazi mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Kelompok ini meliputi afiliasi Al-Qaeda yang dikenal sebagai Ansar al-Shariah. Melalui akun Twitternya, kelompok ini mengklaim serangan bom bunuh diri itu menewaskan 28 orang dan melukai sekitar 70 orang.
Dikutip dari laman Al Araby, Kamis (4/8/2016), serangan itu adalah serangan bom mobil keempat dalam seminggu. Namun, jumlah korban yang jatuh jauh lebih tinggi dari pada serangan sebelumnya.
Seorang saksi mengatakan ledakan begitu kuat hingga sebuah bangunan lantai tiga runtuh dan 10 kendaraan, beberapa diantaranya lapis baja, hancur. Empat komandan lapangan dilaporkan berada di antara korban tewas dan tubuh beberapa prajurit yang terperangkap di bawah reruntuhan.
Serangan ini terjadi setelah Amerika Serikat (AS) memulai kampenye udara pada hari Senin di pusat kota Sirte, benteng terakhir kelompok ISIS di Libya. Serangan dilakukan sesuai permintaan yang dibuat pemerintah dan dewan presiden yang diakui secara internasional di ibukota Tripoli. Kedua badan eksekutif itu dibentuk setelah PBB menengahi kesepakatan antara faksi-faksi yang bertikai di Libya.
Libya terjebak dalam kekacauan setelah penggulingan dan pembunuhan terhadap diktator Moammar Gaddafi pada 2011 lalu. Sejak 2014, negara dibagi menjadi dua antara pemerintah dan parlemen serta kelompok milisi dan suku.
(ian)