Polisi dan Demonstran Bentrok di Armenia, 60 Luka
A
A
A
YEREVAN - Setidaknya 60 orang terluka ketika polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa di sekitar kantor polisi yang dikuasai oleh kelompok bersenjata di Yerevan awal Juli lalu. Aksi demontrasi ini terjadi untuk mendukung kelompok bersenjata anti pemerintah.
Bentrokan pecah ketika massa demonstran menerobos area yang ditutup oleh polisi, sebelum akhirnya didorong kembali oleh polisi. Cuplikan dari video menunjukkan kerumunan besar pengunjuk rasa melarikan diri dari polisi. Suara seperti ledakan keras juga terdengar dan kobaran api menjadi latar belakang dalam cuplikan video tersebut seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (30/7/2016).
Polisi memakai perlengkapan anti huru hara saat mereka mulai mengejar para pengunjuk rasa sambil memukul-mukulkan tongkat mereka ke perisai mereka. Polisi juga menembakkan flashbangs yang menciptakan asap tebal, menyebabkan demontsran menutupi wajah mereka. Selain itu, salah satu rumah di dekat lokasi bentrokan dilaporkan terbakar akibat flashbangs tersebut.
"Enam puluh orang dirawat di rumah sakit akibat aksi pembubaran terhadap para demonstran oleh polisi yang dilakukan di seluruh wilayah gedung polisi yang dikuasai oleh kelompok bersenjata di Yerevan," ujar juru bicara Departemen Kesehatan Anahit Aytayan.
Kelompok bersenjata menguasai kantor polisi di distrik Erebuni, Yerevan, pada 17 Juli lalu. Mereka menjadi beberapa petugas polisi sebagai sandera dan membunuh satu orang. Semua sandera telah dibebaskan, tapi orang-orang bersenjata itu kemudian meminta bantuan darurat sebagai untuk merawat yang terluka.
Kelompok bersenjata itu menuntut pembebasan tokoh oposisi Armenia, Jirair Sefilyan. Sefilyan ditahan pada 20 Juni lalu setelah pihak berwenang membongkar rencananya untuk merebut beberapa bangunan dan fasilitas telekomunikasi di Yerevan.
Baca juga:
Markas Polisi Armenia Diserbu Kelompok Bersenjata, Dugaan Kudeta Menyeruak
Bentrokan pecah ketika massa demonstran menerobos area yang ditutup oleh polisi, sebelum akhirnya didorong kembali oleh polisi. Cuplikan dari video menunjukkan kerumunan besar pengunjuk rasa melarikan diri dari polisi. Suara seperti ledakan keras juga terdengar dan kobaran api menjadi latar belakang dalam cuplikan video tersebut seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (30/7/2016).
Polisi memakai perlengkapan anti huru hara saat mereka mulai mengejar para pengunjuk rasa sambil memukul-mukulkan tongkat mereka ke perisai mereka. Polisi juga menembakkan flashbangs yang menciptakan asap tebal, menyebabkan demontsran menutupi wajah mereka. Selain itu, salah satu rumah di dekat lokasi bentrokan dilaporkan terbakar akibat flashbangs tersebut.
"Enam puluh orang dirawat di rumah sakit akibat aksi pembubaran terhadap para demonstran oleh polisi yang dilakukan di seluruh wilayah gedung polisi yang dikuasai oleh kelompok bersenjata di Yerevan," ujar juru bicara Departemen Kesehatan Anahit Aytayan.
Kelompok bersenjata menguasai kantor polisi di distrik Erebuni, Yerevan, pada 17 Juli lalu. Mereka menjadi beberapa petugas polisi sebagai sandera dan membunuh satu orang. Semua sandera telah dibebaskan, tapi orang-orang bersenjata itu kemudian meminta bantuan darurat sebagai untuk merawat yang terluka.
Kelompok bersenjata itu menuntut pembebasan tokoh oposisi Armenia, Jirair Sefilyan. Sefilyan ditahan pada 20 Juni lalu setelah pihak berwenang membongkar rencananya untuk merebut beberapa bangunan dan fasilitas telekomunikasi di Yerevan.
Baca juga:
Markas Polisi Armenia Diserbu Kelompok Bersenjata, Dugaan Kudeta Menyeruak
(ian)