Kerabat Terpidana Mati Nigeria: Jokowi, Buka Hati, Buka Mata Anda....
A
A
A
CILACAP - Empat terpidana mati kasus narkoba, termasuk tiga orang asal Nigeria sudah dieksekusi dini hari tadi (29/7/2016). Menjelang eksekusi, kerabat terpidana mati asal Nigeria menangis memohon ampunan kepada Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).
Semula ada 14 terpidana yang akan dieksekusi. Namun, yang dilaksanakan baru empat. Empat terpidana mati itu adalah Freddy Budiman (Indonesia), Seck Osmane, Michael Titus Igweh dan Humphrey Jefferson Ejike yang ketiganya berasal dari Nigeria.
Adik ipar dari Michael Titus Igweh, yang enggan diidentifikasi, menceritakan bahwa keluarganya masih berjuang untuk peninjauan kembali (PK) kedua demi menyelamatkan Igweh. Namun, upaya itu tak membuahkan hasil.
”Kami meminta keadilan kepada pemerintah yang terhormat (Presiden Joko Widodo) Jokowi. Dia (kakak ipar) adalah manusia, bukan binatang. Buka hati nurani Anda, hati Anda, buka mata Anda,” katanya, pada hari Kamis menjelang eksekusi di Nusakambangan.
Raji Sukumaran, ibu Myuran Sukumaran—anggota Bali Nine Australia yang dieksekusi pada tahap sebelumnya—menulis surat kepada Presiden Jokowi awal pekan ini. ”Tolong jangan biarkan keluarga ini pergi melewati apa yang telah kami lalui,” bunyi surat Raji Sukumaran yang ikut memohon ampunan untuk para terpidana mati kali ini, seperti dikutip news.com.au.
Jaksa agung muda tindak pidana umum (Jampidum) Kejaksaan Agung Indonesia, Noor Rachmad mengatakan, rencana awal jumlah terpidana mati yang akan dieksekusi memang 14 orang. Namun dengan berbagai pertimbangan, hanya empat terpidana yang akhirnya dieksekusi.
”Sementara ada empat terpidana yang dieksekusi. Pertimbangannya keempat-empatnya sudah mengajukan PK dua kali dan ditolak,” kata Noor di dermaga Wijaya Pura, Jumat (29/7/2016).
Menurutnya, pertimbangan lain adalah karena keempatnya merupakan pemasok narkoba. Sedangkan 10 terpidana lainnya tidak seluruhnya pemasok.
”Seck Osmani pemasok. Dia pemasok heroin. Humpret juga tampak kelicikannya, seolah-olah membuat warung,” ujar Noor.
Semula ada 14 terpidana yang akan dieksekusi. Namun, yang dilaksanakan baru empat. Empat terpidana mati itu adalah Freddy Budiman (Indonesia), Seck Osmane, Michael Titus Igweh dan Humphrey Jefferson Ejike yang ketiganya berasal dari Nigeria.
Adik ipar dari Michael Titus Igweh, yang enggan diidentifikasi, menceritakan bahwa keluarganya masih berjuang untuk peninjauan kembali (PK) kedua demi menyelamatkan Igweh. Namun, upaya itu tak membuahkan hasil.
”Kami meminta keadilan kepada pemerintah yang terhormat (Presiden Joko Widodo) Jokowi. Dia (kakak ipar) adalah manusia, bukan binatang. Buka hati nurani Anda, hati Anda, buka mata Anda,” katanya, pada hari Kamis menjelang eksekusi di Nusakambangan.
Raji Sukumaran, ibu Myuran Sukumaran—anggota Bali Nine Australia yang dieksekusi pada tahap sebelumnya—menulis surat kepada Presiden Jokowi awal pekan ini. ”Tolong jangan biarkan keluarga ini pergi melewati apa yang telah kami lalui,” bunyi surat Raji Sukumaran yang ikut memohon ampunan untuk para terpidana mati kali ini, seperti dikutip news.com.au.
Jaksa agung muda tindak pidana umum (Jampidum) Kejaksaan Agung Indonesia, Noor Rachmad mengatakan, rencana awal jumlah terpidana mati yang akan dieksekusi memang 14 orang. Namun dengan berbagai pertimbangan, hanya empat terpidana yang akhirnya dieksekusi.
”Sementara ada empat terpidana yang dieksekusi. Pertimbangannya keempat-empatnya sudah mengajukan PK dua kali dan ditolak,” kata Noor di dermaga Wijaya Pura, Jumat (29/7/2016).
Menurutnya, pertimbangan lain adalah karena keempatnya merupakan pemasok narkoba. Sedangkan 10 terpidana lainnya tidak seluruhnya pemasok.
”Seck Osmani pemasok. Dia pemasok heroin. Humpret juga tampak kelicikannya, seolah-olah membuat warung,” ujar Noor.
(mas)