Kerap Disalahkan, Dubes Rusia: AS dan Barat Fobia Rusia
A
A
A
JAKARTA - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin mengatakan, Fobia Rusia tengah terjadi di negara-negara Barat dan Amerika Serikat. Salah satu contoh dari hal itu adalah tudingan terlibatnya Rusia dalam skandal email Partai Demokrat Amerika Serikat (AS).
"Tudingan ini adalah bukti begitu tingginya Fobia Rusia di negara-negara Barat dan Amerika Serikat. Bahkan ada anekdot di kalangan masyarakat kami, berdasarkan pandangan Barat, tidak ada kekacauan politik atau bencana nasional dimana Rusia tidak bertanggung jawab," kata Galuzin kepada insan pers di Jakarta, Rabu (27/7/20160.
Galuzin pun membantah jika Rusia terlibat dalam bocornya puluhan ribu email petinggi Partai Demokrat. Dikatakannya, tuduhan tersebut tidak mendasar sama sekali.
"Saya bisa katakan dengan tegas jika Rusia tidak terlibat sama sekali. Bahkan beberapa hari lalu Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov juga telah membantah dengan mengatakan 'Saya tidak ingin menggunakan kata-kata makian'," kata Galuzin.
Baca juga:
Lavrov Bantah Rusia Dibalik Skandal Email Partai Demokrat AS
Tudingan terlibatnya Rusia dalam skandal email Partai Demokrat pertama kali diungkapkan oleh tim kampanye Hillary Clinton. Menurut tim Hillary, peretasan itu upaya Rusia dalam membantu Donald Trump memenangkan Pemilu Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) November nanti.
Baca juga:
Tim Hillary: Rusia Bantu Donald Trump Menangkan Pilpres AS
"Tudingan ini adalah bukti begitu tingginya Fobia Rusia di negara-negara Barat dan Amerika Serikat. Bahkan ada anekdot di kalangan masyarakat kami, berdasarkan pandangan Barat, tidak ada kekacauan politik atau bencana nasional dimana Rusia tidak bertanggung jawab," kata Galuzin kepada insan pers di Jakarta, Rabu (27/7/20160.
Galuzin pun membantah jika Rusia terlibat dalam bocornya puluhan ribu email petinggi Partai Demokrat. Dikatakannya, tuduhan tersebut tidak mendasar sama sekali.
"Saya bisa katakan dengan tegas jika Rusia tidak terlibat sama sekali. Bahkan beberapa hari lalu Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov juga telah membantah dengan mengatakan 'Saya tidak ingin menggunakan kata-kata makian'," kata Galuzin.
Baca juga:
Lavrov Bantah Rusia Dibalik Skandal Email Partai Demokrat AS
Tudingan terlibatnya Rusia dalam skandal email Partai Demokrat pertama kali diungkapkan oleh tim kampanye Hillary Clinton. Menurut tim Hillary, peretasan itu upaya Rusia dalam membantu Donald Trump memenangkan Pemilu Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) November nanti.
Baca juga:
Tim Hillary: Rusia Bantu Donald Trump Menangkan Pilpres AS
(ian)