AU Saudi Tembak Jatuh Rudal Balistik Houthi
A
A
A
RIYADH - Sumber keamanan Arab Saudi mengatakan bahwa sistem pertahanan udara Arab Saudi telah menghancurkan rudal balitik yang ditembakkan dari Yaman. Serangan rudal balistik yang diluncurkan dari Yaman ke wilayah Arab Saudi bukanlah yang pertama.
Baca juga
AU Arab Saudi Kembali Tangkis Serangan Rudal Balistik
Rudal yang diluncurkan oleh pemberontak Houthi tersebut berhasil dicegat diatas wilayah udara dari provinsi perbatasan Najran seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Minggu (24/7/2016).
Sementara itu, sumber yang tidak diketahui menyatakan bahwa rudal yang ditembakkan dari wilayah Yaman menghantam sebuah rumah warga sipil dan melukai seorang anak.
Dalam beberapa hari terakhir, bentrokan antara pasukan Perlawanan Rakyat Yaman yang didukung oleh koalisi Arab dan milisi Houthi yang didukung Iran terjadi di beberapa wilayah Yaman. Bentrokan ini terjadi di tengah pembicaraan damai yang disponsori PBB antara pihak yang bertikai Yaman dengan mengambil tempat di Kuwait.
Tiga bulan dari pembicaraan antara pemerintah dan milisi Houthi telah gagal untuk membuat kemajuan. Hal ini memaksa Kuwait mengeluarkan ultimatum kepada pihak yang bertikai untuk mencapai kesepakatan dalam waktu 15 hari atau lupakan perundingan damai.
Baca juga
AU Arab Saudi Kembali Tangkis Serangan Rudal Balistik
Rudal yang diluncurkan oleh pemberontak Houthi tersebut berhasil dicegat diatas wilayah udara dari provinsi perbatasan Najran seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Minggu (24/7/2016).
Sementara itu, sumber yang tidak diketahui menyatakan bahwa rudal yang ditembakkan dari wilayah Yaman menghantam sebuah rumah warga sipil dan melukai seorang anak.
Dalam beberapa hari terakhir, bentrokan antara pasukan Perlawanan Rakyat Yaman yang didukung oleh koalisi Arab dan milisi Houthi yang didukung Iran terjadi di beberapa wilayah Yaman. Bentrokan ini terjadi di tengah pembicaraan damai yang disponsori PBB antara pihak yang bertikai Yaman dengan mengambil tempat di Kuwait.
Tiga bulan dari pembicaraan antara pemerintah dan milisi Houthi telah gagal untuk membuat kemajuan. Hal ini memaksa Kuwait mengeluarkan ultimatum kepada pihak yang bertikai untuk mencapai kesepakatan dalam waktu 15 hari atau lupakan perundingan damai.
(ian)