Ini Jawaban Muslimah Skotlandia Saat Diminta Turun dari Pesawat

Kamis, 21 Juli 2016 - 20:34 WIB
Ini Jawaban Muslimah...
Ini Jawaban Muslimah Skotlandia Saat Diminta Turun dari Pesawat
A A A
GLASGOW - Terkadang, seseorang harus rela turun dari pesawat jika ada penumpang lain yang merasa tidak nyaman terhadap dirinya, dan mayoritas biasanya berhubungan dengan urusan penampilan. Hal ini juga yang hampir saja dialami oleh Jiva Akbor, seorang Muslimah muda asal Skotlandia.

Dalam laman Facebooknya, Jiva menceritakan pengalamannya saat hendak bertolak dari Glasgow menuju Malaga. Dalam penerbangan itu, ia sempat diminta turun oleh pramugrari karena penumpang wanita di sebelahnya merasa tidak nyaman dengan kehadiran Jiva.

"Seorang wanita yang duduk di sebelah saya, meminta saya pergi. Saya menatap wajahnya dan dia panik, jelas terlihat ia bingung. Lalu, saya mendengar salah seorang pramugari mengatakan padanya untuk kembali duduk di kursi. Tapi, dengan wajah ketakutan, wanita itu bangkit dari kursinya," tutur Jiva.

"Saya bingung. Untuk sepersekian detik saya pikir ia memiliki beberapa masalah kesehatan atau sesuatu dan memiliki serangan panik," tulis Jiva di laman Facebooknya.

Jiva menuturkan, alasan wanita yang diketahui bernama Beverly itu merasa tidak nyaman dengan Jiva adalah karena wanita berhijab itu menggunakan kata Allah saat mengirim pesan kepada temannya.

Melansir Metro pada Kamis (21/7), bukannya kesal, Jiva justru memberikan penjelasan kepada Beverly mengenai apa yang ia sampaikan kepada temannya. Dia menjelaskan, Allah adalah Tuhan kaum Muslim.

Perlahan-lahan Jiva menjelaskan, bahwa apa yang dia sampaikan ke temannya adalah ucapan penyemangat, karena temannya baru saja kehilangan sebuah barang yang cukup berharga. "Saya menjelaskan, bahwa saya hanyalah seorang gadis Muslim biasa yang hendak bepergian," ucapnya.

Mendengar penjelasan Jiva, Beverly mengaku menyesali apa yang dia lakukan. Dia mengatakan, bahwa sikapnya dikarenakan banyaknya pemberintaan yang salah mengenai Islam di media.

"Ini benar-benar menakutkan, bila mengetahui apa yang bisa dilakukan media terhadap pola pikir kita, dan saya hanya panik," lanjut Jiva, menirukan perkataan Beverly.

Di akhir tulisannya, Jiva mengatakan bahwa setelah menerima penjelasan itu, dia dan Beverly terlibat percakapan yang cukup intens dan mendalam mengenai berbagai hal yang ada di dunia.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6146 seconds (0.1#10.140)