Banyak Muslim Dilaporkan Tewas dalam Serangan di Nice
A
A
A
NICE - Banyak warga Muslim dan Arab dilaporkan menjadi korban tewas dalam serangan mengerikan di Nice, Prancis. Pelaku serangan menggunakan truk yang sarat senjata dan granat menabrak puluhan orang yang merayakan Bastille Day.
Otoritas Prancis menyatakan, 84 orang tewas dalam serangan tersebut. Sopir truk, pria asal Tunisia, turut mengumbar tembakan terhadap kerumunan massa dengan senapan otomatis sebelum akhirnya ditembak mati oleh polisi.
Laporan perihal banyaknya warga Muslim yang ikut tewas dalam serangan di Nice itu berasal dari jurnalis Iran, Maryam Violette, yang berada di lokasi kejadian.
Maryam mengaku melihat banyak korban tewas mengenakan jilbab dan pakaian khas Arab.
”Ada begitu banyak orang Muslim yang menjadi korban, karena saya bisa melihat mereka memiliki syal di atas kepala mereka dan beberapa orang berbicara bahasa Arab, satu keluarga kehilangan ibu dan dalam bahasa Arab, mereka mengatakan dia (ibu) seorang martir,” kata Maryam Violette, yang bekerja untuk ZananTV , kepada Guardian, Jumat (15/7/2016).
”Orang-orang merayakan (Bastille Day) dan itu begitu damai, itu adalah getaran meriah, itu tepat setelah kembang api, truk datang dan mengejar orang,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Prancis Francois Hollande marah dengan serangan teror berdarah di wilayah Nice. Hollande mengumumkan bahwa seluruh wilayah Prancis kini berada di bawah ancaman teroris.
Presiden Hollande mengatakan setelah serangan mengerikan di Nice, status darurat di Prancis diperpanjang selama tiga bulan. Menurutnya,serangan truk yang membunuh puluhan orang “jelas-jelas serangan teroris”.
Prancis, ujar Hollande, akan merekrut 10.000 polisi militer tambahan setelah serangan menghantam Nice.
”Prancis secara keseluruhan berada di bawah ancaman terorisme!,” katanya.
Otoritas Prancis menyatakan, 84 orang tewas dalam serangan tersebut. Sopir truk, pria asal Tunisia, turut mengumbar tembakan terhadap kerumunan massa dengan senapan otomatis sebelum akhirnya ditembak mati oleh polisi.
Laporan perihal banyaknya warga Muslim yang ikut tewas dalam serangan di Nice itu berasal dari jurnalis Iran, Maryam Violette, yang berada di lokasi kejadian.
Maryam mengaku melihat banyak korban tewas mengenakan jilbab dan pakaian khas Arab.
”Ada begitu banyak orang Muslim yang menjadi korban, karena saya bisa melihat mereka memiliki syal di atas kepala mereka dan beberapa orang berbicara bahasa Arab, satu keluarga kehilangan ibu dan dalam bahasa Arab, mereka mengatakan dia (ibu) seorang martir,” kata Maryam Violette, yang bekerja untuk ZananTV , kepada Guardian, Jumat (15/7/2016).
”Orang-orang merayakan (Bastille Day) dan itu begitu damai, itu adalah getaran meriah, itu tepat setelah kembang api, truk datang dan mengejar orang,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Prancis Francois Hollande marah dengan serangan teror berdarah di wilayah Nice. Hollande mengumumkan bahwa seluruh wilayah Prancis kini berada di bawah ancaman teroris.
Presiden Hollande mengatakan setelah serangan mengerikan di Nice, status darurat di Prancis diperpanjang selama tiga bulan. Menurutnya,serangan truk yang membunuh puluhan orang “jelas-jelas serangan teroris”.
Prancis, ujar Hollande, akan merekrut 10.000 polisi militer tambahan setelah serangan menghantam Nice.
”Prancis secara keseluruhan berada di bawah ancaman terorisme!,” katanya.
(mas)