Amankan Prancis, Hollande Kerahkan Pasukan Cadangan
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Prancis akan mengerahkan pasukan cadangan guna mengamankan Prancis. Hal ini dilakukan paska terjadinya aksi teror di Nice, yang memakan puluhan korban jiwa, dan ratusan korban luka-luka.
"Presiden François Hollande baru saja angkat bicara. Presiden memutuskan memperpanjang masa darurat tiga bulan lagi, dan tetap menjalankan operasi pengamanan tingkat tinggi, operasi sentinelle," bunyi siaran pers Kedutaan Prancis di Jakarta yang diterima Sindonews pada Jumat (15/7).
"Dia juga memutuskan untuk memanggil pasukan cadangan operasional untuk membantu jajaran kepolisian. Pagi ini di Paris, akan diselenggarakan rapat kabinet terbatas membahas masalah keamanan dan pertahanan," sambungnya.
Seperti diberitakan, sebuah truk menabrak kerumunan orang yang sedang berkumpul menyaksikan pertunjukan kembang api pada Perayaan Hari Nasional Prancis, tanggal 14 Juli ini. Menurut laporan terakhir yang masih bersifat sementara, serangan tersebut menelan korban jiwa 80 orang, termasuk anak-anak.
Disebutkan pula, puluhan orang lainnya mengalami luka-luka, sekitar 20 di antaranya berada dalam kondisi kritis. Pengemudi truk ditembak. Hingga saat ini, belum diketahui apakah ia memiliki kaki tangan atau hanya bekerja sendiri.
"Presiden François Hollande baru saja angkat bicara. Presiden memutuskan memperpanjang masa darurat tiga bulan lagi, dan tetap menjalankan operasi pengamanan tingkat tinggi, operasi sentinelle," bunyi siaran pers Kedutaan Prancis di Jakarta yang diterima Sindonews pada Jumat (15/7).
"Dia juga memutuskan untuk memanggil pasukan cadangan operasional untuk membantu jajaran kepolisian. Pagi ini di Paris, akan diselenggarakan rapat kabinet terbatas membahas masalah keamanan dan pertahanan," sambungnya.
Seperti diberitakan, sebuah truk menabrak kerumunan orang yang sedang berkumpul menyaksikan pertunjukan kembang api pada Perayaan Hari Nasional Prancis, tanggal 14 Juli ini. Menurut laporan terakhir yang masih bersifat sementara, serangan tersebut menelan korban jiwa 80 orang, termasuk anak-anak.
Disebutkan pula, puluhan orang lainnya mengalami luka-luka, sekitar 20 di antaranya berada dalam kondisi kritis. Pengemudi truk ditembak. Hingga saat ini, belum diketahui apakah ia memiliki kaki tangan atau hanya bekerja sendiri.
(esn)