Merayakan Idul Fitri di Negeri Kim Jong-un
A
A
A
PYONGYANG - Puluhan warga Indonesia (WNI), yang mayoritas adalah staf dan keluarga Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Pyongyang, Korea Utara (Korut) berkumpul di masjid Arrahmah, yang berada di komplek Kedutaan Besar Iran di Pyongyang, untuk menjalankan ibadah Shalat Ied.
Menurut siaran pers KBRI di Pyongyang yang diterima Sindonews pada Jumat (8/7), paska menjalankan shalat Ied para WNI itu berkumpul di Wisma Duta Besar Indonesia untuk melakukan acara halalbihalal.
Dalam acara halalbihalal itu, hadir Duta Besar Malaysia dan staf beserta keluarga serta dr. Bintarti, konsultan Badan Kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Indonesia yang sedang berada di Pyongyang untuk memberikan bimbingan teknis pengolahan data hasil survei prevalensi tuberkulosis di Korut.
Dalam sambutannya, Dubes Indonesia untuk Korut Bambang Hiendrasto menyampaikan selamat Idul Fitri dan permohonan maaf lahir dan batin kepada hadirin disertai doa semoga ibadah puasa dan amal ibadah lainnya di bulan Ramadan diterima Allah SWT. Setelah itu, para tamu menikmati hidangan lebaran khas Indonesia.
Berdasarkan siaran pers KBRI Pyongyang, dalam bulan Ramadan tahun ini, masyarakat muslim Indonesia di Pyongyang, melakukan acara buka puasa bersama setiap hari Sabtu dan pada hari terakhir Ramadan di kantor KBRI Pyongyang. Menjelang waktu berbuka puasa, duta besar atau staf yang mendapat giliran menjadi tuan rumah acara bukber pada hari itu, sekaligus juga menyampaikan kultum.
"Semangat dalam beribadah di bulan suci Ramadan juga dilakukan oleh masyarakat muslim Indonesia dengan melaksanakan Shalat Tarawih berjamaah setiap malam. Untuk pelaksanaan zakat fitrah, infak dan sedekah, masyarakat muslim di Pyongyang, termasuk muslim Indonesia, menyalurkannya ke negaranya masing-masing," kata KBRI Pyongyang.
"Sebagaimana tahun sebelumnya, pada bulan Ramadan tahun ini KBRI Pyongyang juga menyelenggarakan acara malam Nuzulul Quran dengan mengundang seorang ustad, warga negara Mesir yang bekerja di Pyongyang, untuk menyampaikan tausyiah. Selain itu, hadir pula sebagai tamu undangan Duta Besar Suriah dan Duta Besar Malaysia serta para staf dan keluarga. Putra-putri keluarga staf KBRI ikut menyemarakkan acara dengan melantunkan Shalawat Badar," sambungnya.
KBRI Pyongyang dalam siaran persnya menambahkan bahwa ada seorang warga muslim Indonesia menyatakan bersyukur dapat menunaikan ibadah puasa Ramadan dan ibadah lainnya di Pyongyang sebagaimana yang ia lakukan di Indonesia. Namun berbeda dengan di Indonesia, umat muslim di Pyongyang tahun ini berpuasa 17 jam, atau 4 jam lebih lama daripada di Indonesia.
Menurut siaran pers KBRI di Pyongyang yang diterima Sindonews pada Jumat (8/7), paska menjalankan shalat Ied para WNI itu berkumpul di Wisma Duta Besar Indonesia untuk melakukan acara halalbihalal.
Dalam acara halalbihalal itu, hadir Duta Besar Malaysia dan staf beserta keluarga serta dr. Bintarti, konsultan Badan Kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Indonesia yang sedang berada di Pyongyang untuk memberikan bimbingan teknis pengolahan data hasil survei prevalensi tuberkulosis di Korut.
Dalam sambutannya, Dubes Indonesia untuk Korut Bambang Hiendrasto menyampaikan selamat Idul Fitri dan permohonan maaf lahir dan batin kepada hadirin disertai doa semoga ibadah puasa dan amal ibadah lainnya di bulan Ramadan diterima Allah SWT. Setelah itu, para tamu menikmati hidangan lebaran khas Indonesia.
Berdasarkan siaran pers KBRI Pyongyang, dalam bulan Ramadan tahun ini, masyarakat muslim Indonesia di Pyongyang, melakukan acara buka puasa bersama setiap hari Sabtu dan pada hari terakhir Ramadan di kantor KBRI Pyongyang. Menjelang waktu berbuka puasa, duta besar atau staf yang mendapat giliran menjadi tuan rumah acara bukber pada hari itu, sekaligus juga menyampaikan kultum.
"Semangat dalam beribadah di bulan suci Ramadan juga dilakukan oleh masyarakat muslim Indonesia dengan melaksanakan Shalat Tarawih berjamaah setiap malam. Untuk pelaksanaan zakat fitrah, infak dan sedekah, masyarakat muslim di Pyongyang, termasuk muslim Indonesia, menyalurkannya ke negaranya masing-masing," kata KBRI Pyongyang.
"Sebagaimana tahun sebelumnya, pada bulan Ramadan tahun ini KBRI Pyongyang juga menyelenggarakan acara malam Nuzulul Quran dengan mengundang seorang ustad, warga negara Mesir yang bekerja di Pyongyang, untuk menyampaikan tausyiah. Selain itu, hadir pula sebagai tamu undangan Duta Besar Suriah dan Duta Besar Malaysia serta para staf dan keluarga. Putra-putri keluarga staf KBRI ikut menyemarakkan acara dengan melantunkan Shalawat Badar," sambungnya.
KBRI Pyongyang dalam siaran persnya menambahkan bahwa ada seorang warga muslim Indonesia menyatakan bersyukur dapat menunaikan ibadah puasa Ramadan dan ibadah lainnya di Pyongyang sebagaimana yang ia lakukan di Indonesia. Namun berbeda dengan di Indonesia, umat muslim di Pyongyang tahun ini berpuasa 17 jam, atau 4 jam lebih lama daripada di Indonesia.
(esn)