Sosok-sosok di Balik Hengkangnya Inggris dari Uni Eropa

Sabtu, 25 Juni 2016 - 20:07 WIB
Sosok-sosok di Balik Hengkangnya Inggris dari Uni Eropa
Sosok-sosok di Balik Hengkangnya Inggris dari Uni Eropa
A A A
LONDON - Inggris dipastikan mengakhiri kebersamaan mereka dengan Uni Eropa yang telah berjalan selama empat dekade. Bukan sebuah perjuangan yang mudah, mengingat dibutuhkan perjuangan yang panjang untuk mewujudkannya, hampir 20 tahun. Ada sejumlah sosok yang yang berada di balik hengkangnya Inggris dari Uni Eropa. Berikut adalah sosok-sosok tersebut seperti dikutip dari NBC News, Sabtu (25/6/2016).

Boris Johnson

Pria yang lahir di New York dan menyandang gelar sarjana ini adalah mantan Walikota London selama dua periode. Ia adalah anggota senior parlemen Inggris yang menyerukan Brexit. Ia terkenal berkat kampanye "Tinggalkan UE" dengan penampilan kartunnya. Seiring mundurnya David Cameron dari kursi Perdana Menteri, Boris Johnson maju ke muka sebagai kandidat terkuat untuk menggantikannya.

Nigel Farage

Nigel Farage lebih dikenal sebagai sosok pebisnis ketimbang politisi hingga satu dekade yang lalu. Bahkan setelah pengumuman hasil referendum pada Jumat lalu, ia tidak memiliki peran dalam politik Inggris. Meski begitu, lewat partai yang didirikannya yaitu Partai Kemerdekaan, ia mengkampanyekan penarikan Inggris dari UE. Partainya pun berhasil memperoleh 12,6 persen suara dan menempatkan satu wakilnya di Parlemen.

"Uni Eropa gagal, Uni Eropa sedang sekarat. Saya berharap kami telah mengetuk batu pertama keluar dari dinding. Saya harap ini adalah langkah pertama menuju Eropa dari negara-negara berdaulat," katanya kepada wartawan.

Michael Gove

Ia adalah serang angggota senior pemerintahan Cameron dan seorang mantan jurnalis. Ia menjadi pusat perhatian saat mengatakan bahwa kebijakan UE terkait penangkapan ikan komersil telah menghancurkan bisnis ayahnya di Skotlandia. Namun, kepada The Guardian, Gove mengatakan tidak ada yang sulit dan ia memutuskan untuk memilih hanya dalam sehari.

David Cameron

Ia adalah korban pertama Brexit. David Cameron mengumumkan pengunduran dirinya beberapa saat hasil referendum diketahui. Meski begitu, Cameron telah membangun kuburannya sendiri. Referendum adalah perjudian politiknya agar partainya bisa mengamankan kemenangan pada pemilu.

Cameron berangkat ke Brussels pada awal Februari untuk melakukan negosiasi ulang persyaratan keanggotaan Inggris di UE dan mengamankan beberapa konsesi. Namun itu semua tidak cukup untuk mencegah pemilih menolak bergabung dengan UE.

Jeremy Corbyn, pemimpin Partai Buruh

Sering dibandingkan dengan Bernie Sanders, kepemimpinan kiri Corbyn dan dukungan akar rumput memberinya pengaruh penting atas suara Brexit. Setelah didaulat menjadi tokoh anti Uni Eropa dimana ia mencela UE sebagai klub kapitalis, Corbyn berbalik arah dan mendukung untuk tetap di UE dengan alasan organisasi itu menawarkan perlindungan hak pekerja.

Namun, ia absen dalam sejumlah kampanye kunci dan dituduh oleh anggota partainya sendiri telah gagal membujuk para pemilih dari kaum buruh tentang bahayanya UKIP anti imigrasi. Ia sekarang menghadapi mosi tidak percaya dari Majelis Rendah Parlemen Inggris.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6575 seconds (0.1#10.140)