Ancaman Obama pada Inggris Berlaku setelah Brexit Menang
A
A
A
WASHINGTON - Ancaman Presiden Barack Obama bahwa Amerika Serikat (AS) tidak akan memprioritaskan Inggris dalam sektor perdagangan jika memilih keluar dari Uni Eropa tetap berlaku.
Hal itu disampaikan pihak Gedung Putih setelah Inggris memilih keluar dari Uni Eropa alias Brexit dalam referendum.
”Jelas, Presiden berdiri dengan apa yang dia katakan dan saya tidak memiliki update dari posisi kami," kata juru bicara Gedung Putih, Eric Schultz, kepada wartawan.
Meski ancaman AS pada Inggris di bidang perdagangan berlaku, namun Obama memastikan hubungan khusus atau persekutuan AS dan Inggris tetap bertahan.
”Sementara hubungan Inggris dengan Uni Eropa akan berubah, satu hal yang tidak akan berubah adalah hubungan khusus antara kedua negara kita. Itu akan bertahan," katanya dalam sebuah acara di Stanford University.
“Uni Eropa akan tetap menjadi salah satu mitra yang sangat diperlukan kami,” lanjut Obama pada hari Jumat waktu AS, seperti dikutipReuters, Sabtu (25/6/2016).
Hal itu disampaikan pihak Gedung Putih setelah Inggris memilih keluar dari Uni Eropa alias Brexit dalam referendum.
”Jelas, Presiden berdiri dengan apa yang dia katakan dan saya tidak memiliki update dari posisi kami," kata juru bicara Gedung Putih, Eric Schultz, kepada wartawan.
Meski ancaman AS pada Inggris di bidang perdagangan berlaku, namun Obama memastikan hubungan khusus atau persekutuan AS dan Inggris tetap bertahan.
”Sementara hubungan Inggris dengan Uni Eropa akan berubah, satu hal yang tidak akan berubah adalah hubungan khusus antara kedua negara kita. Itu akan bertahan," katanya dalam sebuah acara di Stanford University.
“Uni Eropa akan tetap menjadi salah satu mitra yang sangat diperlukan kami,” lanjut Obama pada hari Jumat waktu AS, seperti dikutipReuters, Sabtu (25/6/2016).
(mas)