Brexit Menang, Begini Nasib Hubungan AS dan Inggris
A
A
A
CALIFORNIA - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama pernah mengancam tidak akan memprioritaskan Inggris dalam sektor perdagangan jika Inggris memilih hengkang dari Uni Eropa alias Brexit.
Obama kini mengeluarkan pernyataan baru soal nasib hubungan AS dan Inggris setelah pro-Brexit menang dalam referendum.
Presiden Obama mengatakan bahwa AS mencoba mengurangi dampak penderitaan rakyat Inggris setelah memilih hengkang dari Uni Erropa. Menurutnya, “hubungan khusus” atau persekutuan AS dan Inggris akan tetap bertahan.
”Sementara hubungan Inggris dengan Uni Eropa akan berubah, satu hal yang tidak akan berubah adalah hubungan khusus antara kedua negara kita. Itu akan bertahan," katanya dalam sebuah acara di Stanford University, mengacu pada hubungan khusus AS dan Inggris.
“Uni Eropa akan tetap menjadi salah satu mitra yang sangat diperlukan kami,” lanjut Obama pada hari Jumat waktu AS, seperti dikutip Reuters, Sabtu (25/6/2016).
Obama mengaku sudah berbicara dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Kanselir Jerman Angela Merkel setelah hasil menakjubkan dari referendum bersejarah Inggris.
Kemenangan pro-Brexit dalam referendum itu merupakan pukulan terbesar untuk proyek kesatuan Eropa sejak Perang Dunia II.
Obama kini mengeluarkan pernyataan baru soal nasib hubungan AS dan Inggris setelah pro-Brexit menang dalam referendum.
Presiden Obama mengatakan bahwa AS mencoba mengurangi dampak penderitaan rakyat Inggris setelah memilih hengkang dari Uni Erropa. Menurutnya, “hubungan khusus” atau persekutuan AS dan Inggris akan tetap bertahan.
”Sementara hubungan Inggris dengan Uni Eropa akan berubah, satu hal yang tidak akan berubah adalah hubungan khusus antara kedua negara kita. Itu akan bertahan," katanya dalam sebuah acara di Stanford University, mengacu pada hubungan khusus AS dan Inggris.
“Uni Eropa akan tetap menjadi salah satu mitra yang sangat diperlukan kami,” lanjut Obama pada hari Jumat waktu AS, seperti dikutip Reuters, Sabtu (25/6/2016).
Obama mengaku sudah berbicara dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Kanselir Jerman Angela Merkel setelah hasil menakjubkan dari referendum bersejarah Inggris.
Kemenangan pro-Brexit dalam referendum itu merupakan pukulan terbesar untuk proyek kesatuan Eropa sejak Perang Dunia II.
(mas)