Erdogan: UE Tak Terima Turki Karena Kami Negara Muslim
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan alasan sebenarnya Uni Eropa (UE) tidak kunjung menerima Turki sebagai anggota baru mereka. Penyebabnya karena mayoritas penduduk Turki adalah Muslim.
"Eropa, kalian tidak menginginkan kami karena mayoritas penduduk kami adalah Muslim. Anda (UE) tidak bisa membutikan sebaliknya," kata Erdogan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Bangkok Post pada Kamis (23/6).
Di kesempatan yang sama, Erdogan juga mengatakan, dirinya memiliki rencana untuk membuat referendum seperti yang dilakukan Inggris, untuk menentukan apakah Turki akan melanjutkan negosiasi dengan UE atau tidak. Erdogan akan menyerahkan keputusan itu pada masyarkat Turki.
"Kita akan menggelar jajak pendapat secara nasional, seperti yang Inggris lakukan saat ini. Kami akan bertanya kepada masyarkat, apakah kita harus melanjutkan atau menghentikan negosiasi dengan UE. Jika pilihannya adalah lanjutkan, maka kita akan lanjutkan," sambungnya.
Turki sendiri memang sudah lama mengajukan diri sebagai anggota baru UE. Namun, sayangnya sampai detik ini negosiasi antara UE dan Turki, agar negara Otoman itu bisa masuk menjadi anggota UE, masih belum menemukan kata sepakat.
"Eropa, kalian tidak menginginkan kami karena mayoritas penduduk kami adalah Muslim. Anda (UE) tidak bisa membutikan sebaliknya," kata Erdogan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Bangkok Post pada Kamis (23/6).
Di kesempatan yang sama, Erdogan juga mengatakan, dirinya memiliki rencana untuk membuat referendum seperti yang dilakukan Inggris, untuk menentukan apakah Turki akan melanjutkan negosiasi dengan UE atau tidak. Erdogan akan menyerahkan keputusan itu pada masyarkat Turki.
"Kita akan menggelar jajak pendapat secara nasional, seperti yang Inggris lakukan saat ini. Kami akan bertanya kepada masyarkat, apakah kita harus melanjutkan atau menghentikan negosiasi dengan UE. Jika pilihannya adalah lanjutkan, maka kita akan lanjutkan," sambungnya.
Turki sendiri memang sudah lama mengajukan diri sebagai anggota baru UE. Namun, sayangnya sampai detik ini negosiasi antara UE dan Turki, agar negara Otoman itu bisa masuk menjadi anggota UE, masih belum menemukan kata sepakat.
(esn)