Kanada Diancam Jika Tak Beli Jet Tempur F-35 AS
A
A
A
TORONTO - Kontraktor pertahanan Amerika Serikat (AS) Lockheed Martin mengancam Kanada, salah satu negara berdaulat yang kuat di dunia, jika negara itu tidak berkomitmen untuk membeli pesawat jet tempur F-35.
Lockheed mengancam akan membuat ekonomi Kanada berada dalam bahaya. Salah satunya, 10 ribu pekerjaan akan hilang dari Kanada.
Ancaman itu dikeluarkan Lockheed beberapa hari lalu. Ancaman ini menyusul sikap Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau yang meragukan kemampuann armada tempur Super Hornet Boeing kebanggaan Amerika itu.
”F-35 tidak bekerja dan jauh dari bekerja,” kata Perdana Menteri Justin Trudeau dalam debat di parlemen 7 Juni 2016 soal polemik rencana pembelian jet tempur F-35 AS.
Proyek pesawat jet tempur F-35 telah menelan biaya Pentagon lebih dari USD1,5 triliun. Meskipun harganya sangat mahal, jet tempur ini menuai kritik karena mengalami gangguan pada perangkat lunak.
Jet tempur canggih AS yang harganya melebihi dari nilai produk domestik bruto Kanada tidak akan menghadapi tes operasional awal dan evaluasi (IOT & E) sampai pertengahan 2018. Hal ini terungkap dari laporan Pentagon.
Karena keterlambatan ini, Lockheed Martin tidak akan menyelesaikan produksi armada F-35 sampai 2019 dan pesawat tempur ini kemungkinan tidak siap tempur sampai akhir 2021.
Kendati demikian, Lockheed Martin berusaha untuk menyesatkan publik tentang realitas fiskal dan medan terkait pesawat tempur yang sangat mahal itu dengan melakukan tur publisitas di televisi Kanada selama akhir pekan. Perusahaan AS itu mengancam Kanada dengan merusak ekonomi negara tersebut.
”Saya tidak ingin ini dianggap sebagai ancaman, tapi kami akan punya pilihan: Jika Kanada berjalan pergi dari (pembelian) F-35, (maka) berharaplah untuk pindah kerja dari Kanada ke negara pembeli lainnya,” kata Steve Over, Direktur Lockheed untuk internal bisnis F-35 kepada Canadian Broadcasting Corporation.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Kanada, Jordan Owens, mengecam upaya intimidasi itu. Dia menegaskan bahwa Kanada akan memutuskan membeli jet tempur berdasarkan kebutuhan keamanan.
”Meskipun keinginan Lockheed untuk mengirim juru bicara dari Texas ke Ottawa untuk permainan skenario hipotetis di media, Kanada tetap menjadi anggota dari program Joint Strike Fighter,” kata Owens, seperti dikutip sputniknews, Jumat (17/6/2016).
Program Joint Strike Fighter adalah pengembangan dan akuisisi aliansi dari AS, Inggris, Turki, Italia, Australia, Belanda dan Kanada, di mana negara-negara anggota memilih F-35 Lightning II untuk menggantikan berbagai pesawat taktis.
Lockheed mengancam akan membuat ekonomi Kanada berada dalam bahaya. Salah satunya, 10 ribu pekerjaan akan hilang dari Kanada.
Ancaman itu dikeluarkan Lockheed beberapa hari lalu. Ancaman ini menyusul sikap Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau yang meragukan kemampuann armada tempur Super Hornet Boeing kebanggaan Amerika itu.
”F-35 tidak bekerja dan jauh dari bekerja,” kata Perdana Menteri Justin Trudeau dalam debat di parlemen 7 Juni 2016 soal polemik rencana pembelian jet tempur F-35 AS.
Proyek pesawat jet tempur F-35 telah menelan biaya Pentagon lebih dari USD1,5 triliun. Meskipun harganya sangat mahal, jet tempur ini menuai kritik karena mengalami gangguan pada perangkat lunak.
Jet tempur canggih AS yang harganya melebihi dari nilai produk domestik bruto Kanada tidak akan menghadapi tes operasional awal dan evaluasi (IOT & E) sampai pertengahan 2018. Hal ini terungkap dari laporan Pentagon.
Karena keterlambatan ini, Lockheed Martin tidak akan menyelesaikan produksi armada F-35 sampai 2019 dan pesawat tempur ini kemungkinan tidak siap tempur sampai akhir 2021.
Kendati demikian, Lockheed Martin berusaha untuk menyesatkan publik tentang realitas fiskal dan medan terkait pesawat tempur yang sangat mahal itu dengan melakukan tur publisitas di televisi Kanada selama akhir pekan. Perusahaan AS itu mengancam Kanada dengan merusak ekonomi negara tersebut.
”Saya tidak ingin ini dianggap sebagai ancaman, tapi kami akan punya pilihan: Jika Kanada berjalan pergi dari (pembelian) F-35, (maka) berharaplah untuk pindah kerja dari Kanada ke negara pembeli lainnya,” kata Steve Over, Direktur Lockheed untuk internal bisnis F-35 kepada Canadian Broadcasting Corporation.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Kanada, Jordan Owens, mengecam upaya intimidasi itu. Dia menegaskan bahwa Kanada akan memutuskan membeli jet tempur berdasarkan kebutuhan keamanan.
”Meskipun keinginan Lockheed untuk mengirim juru bicara dari Texas ke Ottawa untuk permainan skenario hipotetis di media, Kanada tetap menjadi anggota dari program Joint Strike Fighter,” kata Owens, seperti dikutip sputniknews, Jumat (17/6/2016).
Program Joint Strike Fighter adalah pengembangan dan akuisisi aliansi dari AS, Inggris, Turki, Italia, Australia, Belanda dan Kanada, di mana negara-negara anggota memilih F-35 Lightning II untuk menggantikan berbagai pesawat taktis.
(mas)