Kapal Perang Australia yang Karam di Indonesia Dijarah
A
A
A
JAKARTA - Tim penyelam dari Australia dan Indonesia akan memeriksa kapal perang HMAS Perth, kapal era Perang Dunia II yang karam di Selat Sunda, Indonesia. Bangkai kapal perang Australia itu sebagian sudah dijarah.
Australia minta Indonesia melindungi situs atau lokasi karamnya kapal perang HMAS Perth.
Kapal HMAS Perth dan kapal sekutu lain, USS Houston, tenggelam pada Maret 1942 setelah diinvasi armada angkatan laut Jepang selama Perang Dunia II.
Setelah pertempuran singkat, di mana sekitar 90 torpedo ditembakkan terhadap kapal HMAS Perth, kapal tersebut tenggelam dengan 351 awaknya.
”Banyak yang selamat setelah tersapu ke laut,” kata Kapten Ivan Ingham, komandan kapal Perth modern.
”Itu adalah cobaan yang mengerikan bagi mereka, termasuk yang luka bakar, banyak dari mereka tewas di dalam laut,” lanjut Ingham, seperti dikutip ABC.net.au, Kamis (16/6/2016).
Para penjaga pantai dan Angkatan Laut Indonesia sudah melakukan patroli di situs kapal tersebut di Selat Sunda, namun para penjarah sudah mengambil sebagian dari bangkai kapal, terutama fitting kuningan dan selongsong peluru.
Media Australia pernah melaporkan pada 2013 bahwa beberapa potongan besar telah hilang dari kapal HMAS Perth.
Tidak ada perlindungan formal untuk bangkai kapal. Keluarga para awak HMAS Perth ingin Pemerintah Indonesia secara resmi memberikan perlindungan terhadap situs itu.
”Saya pikir sangat penting bahwa kita menghormati memori yang hilang dalam cara yang sama seperti situs makam di mana saja," kata Kapten Ingham.
”Setiap kapten dan pelaut akan merasakan hal yang sama. Itu situs suci,” ujarnya.
Australia minta Indonesia melindungi situs atau lokasi karamnya kapal perang HMAS Perth.
Kapal HMAS Perth dan kapal sekutu lain, USS Houston, tenggelam pada Maret 1942 setelah diinvasi armada angkatan laut Jepang selama Perang Dunia II.
Setelah pertempuran singkat, di mana sekitar 90 torpedo ditembakkan terhadap kapal HMAS Perth, kapal tersebut tenggelam dengan 351 awaknya.
”Banyak yang selamat setelah tersapu ke laut,” kata Kapten Ivan Ingham, komandan kapal Perth modern.
”Itu adalah cobaan yang mengerikan bagi mereka, termasuk yang luka bakar, banyak dari mereka tewas di dalam laut,” lanjut Ingham, seperti dikutip ABC.net.au, Kamis (16/6/2016).
Para penjaga pantai dan Angkatan Laut Indonesia sudah melakukan patroli di situs kapal tersebut di Selat Sunda, namun para penjarah sudah mengambil sebagian dari bangkai kapal, terutama fitting kuningan dan selongsong peluru.
Media Australia pernah melaporkan pada 2013 bahwa beberapa potongan besar telah hilang dari kapal HMAS Perth.
Tidak ada perlindungan formal untuk bangkai kapal. Keluarga para awak HMAS Perth ingin Pemerintah Indonesia secara resmi memberikan perlindungan terhadap situs itu.
”Saya pikir sangat penting bahwa kita menghormati memori yang hilang dalam cara yang sama seperti situs makam di mana saja," kata Kapten Ingham.
”Setiap kapten dan pelaut akan merasakan hal yang sama. Itu situs suci,” ujarnya.
(mas)