Rusia Sebut Pembantaian Orlando sebagai Kegagalan Intelijen AS
A
A
A
MOSKOW - Parlemen Rendah Rusia menyebut pembantaian yang terjadi di Orlando adalah bukti kegagalan dari sistem intelijen Amerika Serikat (AS). Setidaknya 50 orang tewas dalam pembantaian yang terjadi kemarin lusa tersebut.
Juru bicara Parlemen Rendah Rusia, Sergei Naryshkin mengatakan, intelijen AS telah benar-benar gagal mengambil tindakan pencegahan. Naryshkin menyatakan, yang kian membuat miris adalah ketika diketahui bahwa FBI sudah beberapa kali memeriksa pelaku penembakan.
"Tentu saja, ini adalah kesalahan besar dari badan-badan intelijen AS. Mereka mengakui bahwa pelaku telah diperiksa pada tiga kesempatan yang berbeda," ucap Naryshkin pada Selasa (14/5).
Pernyataan Naryshkin ini merujuk pada pengakuan Kepala FBI Orlando, Ron Hopper. Dimana Hopper mengatakan sejak 2013 pelaku penemnakan, yakni Omar Mateen kerap diperiksa oleh FBI karena beberapa alasan.
Hopper menuturkan, pihaknya pertama kali memeriksa Mateen pada pertengahan 2013 lalu. Kala itu Mateen diperiksa karena membuat sebuah komentar inflamasi kepada teman kerjanya, yang diduga memiliki hubungan dengan kelompok teror
Pada tahun 2014, lanjut Hooer, pihak berwenang kembali menginterogasi Mateen karena diduga memiliki hubungan dengan seorang bomber asal Amerika, Moner Mohammad Abusalha, yang muncul dalam sebuah video yang dirilis oleh al-Nusra. Namun, karena kurang bukti, semua penyelidikan yang terkait dengan Mateen akhirnya ditutup.
Juru bicara Parlemen Rendah Rusia, Sergei Naryshkin mengatakan, intelijen AS telah benar-benar gagal mengambil tindakan pencegahan. Naryshkin menyatakan, yang kian membuat miris adalah ketika diketahui bahwa FBI sudah beberapa kali memeriksa pelaku penembakan.
"Tentu saja, ini adalah kesalahan besar dari badan-badan intelijen AS. Mereka mengakui bahwa pelaku telah diperiksa pada tiga kesempatan yang berbeda," ucap Naryshkin pada Selasa (14/5).
Pernyataan Naryshkin ini merujuk pada pengakuan Kepala FBI Orlando, Ron Hopper. Dimana Hopper mengatakan sejak 2013 pelaku penemnakan, yakni Omar Mateen kerap diperiksa oleh FBI karena beberapa alasan.
Hopper menuturkan, pihaknya pertama kali memeriksa Mateen pada pertengahan 2013 lalu. Kala itu Mateen diperiksa karena membuat sebuah komentar inflamasi kepada teman kerjanya, yang diduga memiliki hubungan dengan kelompok teror
Pada tahun 2014, lanjut Hooer, pihak berwenang kembali menginterogasi Mateen karena diduga memiliki hubungan dengan seorang bomber asal Amerika, Moner Mohammad Abusalha, yang muncul dalam sebuah video yang dirilis oleh al-Nusra. Namun, karena kurang bukti, semua penyelidikan yang terkait dengan Mateen akhirnya ditutup.
(esn)