Pelaku Pembantaian Orlando Kerap Diperiksa FBI
Pelaku Pembantaian Orlando Kerap Diperiksa FBI
A
A
A
ORLANDO - Pelaku pembantaian di Orlando, Omar Mir Seddique Mateen, ternyata bukanlah sosok baru bagi FBI. Menurut Kepala FBI Orlando, Ron Hopper, sejak 2013 Mateen kerap diperiksa oleh FBI karena beberapa alasan.
Hopper mengatakan, pihaknya pertama kali memeriksa Mateen pada pertengahan 2013 lalu. Kala itu Mateen diperiksa karena membuat sebuah komentar inflamasi kepada teman kerjanya, yang diduga memiliki hubungan dengan kelompok teror.
"FBI mewawancarai Mateen dua kali, dan dilakukan wawancara terpisah dengan saksi-saksi lain, serta pengawasan fisik dan pemeriksaan pada catatan-nya. Pada akhirnya, kami tidak dapat memverifikasi substansi komentarnya, dan investigasi ditutup," ucap Hooper, seperti dilansir Al Jazeera pada Senin (13/6).
Pada tahun 2014, lanjut Hooer, pihak berwenang kembali menginterogasi Mateen karena diduga memiliki hubungan dengan seorang bomber asal Amerika, Moner Mohammad Abusalha, yang muncul dalam sebuah video yang dirilis oleh al-Nusra.
"FBI kemudian melihat bahwa kontak Mateen dengan Abusalha sangat minim dan bukan merupakan hubungan substantif atau ancaman pada waktu itu. Karena temuan-temuan tidak meyakinkan, penyelidikan atas Mateen akhirnya ditutup," sambungnya.
Dirinya juga mengungkap alasan mengapa FBI tidak mengetahui Mateen telah membeli sejumlah senjata api, walaupun pria 27 tahun itu telah diduga terlibat dengan kelompok teror. Alasannya, seluruh kasus yang melibatkan Mateen telah ditutup, oleh karena itu FBI tidak lagi memantau pergerakan Mateen.
Kemarin, Mateen secara membabi buta melakukan penembakan di sebuah klub gay di Orlando, bernama gay Pulse. Dalam aksi brutal yang dilakukannya itu, 50 orang dilaporkan tewas, dan sejumnlah lainnya mengalami luka-luka.
Hopper mengatakan, pihaknya pertama kali memeriksa Mateen pada pertengahan 2013 lalu. Kala itu Mateen diperiksa karena membuat sebuah komentar inflamasi kepada teman kerjanya, yang diduga memiliki hubungan dengan kelompok teror.
"FBI mewawancarai Mateen dua kali, dan dilakukan wawancara terpisah dengan saksi-saksi lain, serta pengawasan fisik dan pemeriksaan pada catatan-nya. Pada akhirnya, kami tidak dapat memverifikasi substansi komentarnya, dan investigasi ditutup," ucap Hooper, seperti dilansir Al Jazeera pada Senin (13/6).
Pada tahun 2014, lanjut Hooer, pihak berwenang kembali menginterogasi Mateen karena diduga memiliki hubungan dengan seorang bomber asal Amerika, Moner Mohammad Abusalha, yang muncul dalam sebuah video yang dirilis oleh al-Nusra.
"FBI kemudian melihat bahwa kontak Mateen dengan Abusalha sangat minim dan bukan merupakan hubungan substantif atau ancaman pada waktu itu. Karena temuan-temuan tidak meyakinkan, penyelidikan atas Mateen akhirnya ditutup," sambungnya.
Dirinya juga mengungkap alasan mengapa FBI tidak mengetahui Mateen telah membeli sejumlah senjata api, walaupun pria 27 tahun itu telah diduga terlibat dengan kelompok teror. Alasannya, seluruh kasus yang melibatkan Mateen telah ditutup, oleh karena itu FBI tidak lagi memantau pergerakan Mateen.
Kemarin, Mateen secara membabi buta melakukan penembakan di sebuah klub gay di Orlando, bernama gay Pulse. Dalam aksi brutal yang dilakukannya itu, 50 orang dilaporkan tewas, dan sejumnlah lainnya mengalami luka-luka.
(esn)
Explore More