Polisi Bangladesh Tahan 1.600 Tersangka Militan
A
A
A
DHAKA - Kepolisian Bangladesh menangkap 1.600 tersangka militan. Langkah ini diambil sebagai bagian dari tindakan represif yang bertujuan untuk menghentikan gelombang serangan brutal terhadap kelompok mioritas agama.
Pihak kepolisian menyatakan, petugas dan tentara paramiliter disebar ke seluruh negeri untuk menyerang tempat persembunyian kelompok militan. Namun, juru bicara kepolisian Bangladesh, Kamrul Islam mengatakan, mayoritas dari mereka yang ditangkap adalah penjahat kecil.
Dari 1.600 tersangka, hanya 37 dari mereka yang diduga militan Islam radikal, termasuk tiga orang yang diduga anggota kelompok fundamentalis yang dilarang di Bangladesh, yaitu Jama'atul Mujahideen. Selain itu tidak satu pun dari para tersangka diyakini adalah pelaku atau otak dari serangan pembunuhan terhadap kelompok minoritas, seperti dikutip dari laman Independent, Sabtu (11/6/2016).
Operasi penangkapan ini dilakukan setelah terjadi pembunuhan terhadap seorang pria Hindu pada Jumat lalu. Sebelumnya, pembunuhan juga terjadi terhadap para Blogger sekuler yang dimulai pada tahun 2013. Belakangan terjadi peningkatan dan ISIS mengklaim sebagai pihak bertanggung jawab.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat internasional. Pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasana menghadapi kritik karena dianggap gagal mengadili para tersangka karena puluhan pembunuhan yang dilakukan selama dua tahun terakhir.
Korban termasuk blogger atheis, pekerja bantuan asing, profesor universitas, aktivis hak-hak gay dan kelompok minoritas agama termasuk Hindu, Kristen dan Syiah.
Pihak kepolisian menyatakan, petugas dan tentara paramiliter disebar ke seluruh negeri untuk menyerang tempat persembunyian kelompok militan. Namun, juru bicara kepolisian Bangladesh, Kamrul Islam mengatakan, mayoritas dari mereka yang ditangkap adalah penjahat kecil.
Dari 1.600 tersangka, hanya 37 dari mereka yang diduga militan Islam radikal, termasuk tiga orang yang diduga anggota kelompok fundamentalis yang dilarang di Bangladesh, yaitu Jama'atul Mujahideen. Selain itu tidak satu pun dari para tersangka diyakini adalah pelaku atau otak dari serangan pembunuhan terhadap kelompok minoritas, seperti dikutip dari laman Independent, Sabtu (11/6/2016).
Operasi penangkapan ini dilakukan setelah terjadi pembunuhan terhadap seorang pria Hindu pada Jumat lalu. Sebelumnya, pembunuhan juga terjadi terhadap para Blogger sekuler yang dimulai pada tahun 2013. Belakangan terjadi peningkatan dan ISIS mengklaim sebagai pihak bertanggung jawab.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat internasional. Pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasana menghadapi kritik karena dianggap gagal mengadili para tersangka karena puluhan pembunuhan yang dilakukan selama dua tahun terakhir.
Korban termasuk blogger atheis, pekerja bantuan asing, profesor universitas, aktivis hak-hak gay dan kelompok minoritas agama termasuk Hindu, Kristen dan Syiah.
(ian)